Mohon tunggu...
Dues K Arbain
Dues K Arbain Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk membungkam pikun

Slogan Sufi Anak Zaman : Jika Allah mencintai manusia, maka akan terwujud dalam tiga kwalitas : 1. Simpatik Bagaikan Matahari 2. Pemurah Bagaikan Laut 3. Rendah Hati Bagaikan Bumi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[TantanganNovel100HariFC] Cintaku Tertinggal di Pesantren - Prolog

15 Maret 2016   23:43 Diperbarui: 30 Maret 2016   20:46 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Suatu ketika aku melihat seorang pemuda tampan yang baru datang. Ia belajar mengaji. Namun aku merasakan sesuatu yang sangat hebat. Tubuhku bergetar, bayang-bayang mengerikan selalu hadir disaat melihat wajah itu. Wajah itu menakutkan, tapi juga menggetarkan, hingga mengisi hari-hariku.

Namun dendam harus terbalas. Aku begitu geram saat mengetahui Aisah begitu mencintainya. Bahkan ia hampir bunuh diri ketika dijodohkan. Hingga aku pun berusaha membujuk Aisah untuk menerima perjodohan itu.

Suatu saat tiba pulalah waktuku. Pak Haji Husin datang memintaku menjadi istri Faisal. Aku pun menerimanya dengan gembira walaupun hati diliputi rasa was-was.

Saat pertama menjadi istri kamu Bang. Aku sudah berniat ingin membunuhmu. Tapi aku takut dihukum. Takut dipenjara. Takut berdosa. Takut dari rasa takut.

Untungnya diawal pernikahan kamu jatuh sakit. Dan aku tahu penyakitmu sangat mematikan. Itulah sebabnya, aku tak jadi membunuhmu. Karena aku yakin usiamu tak akan lama lagi.

Aku menyimpan rahasia ini begitu dalam Bang Faisal. Aku berusaha menjadi istri yang baik hanya karena ingin berada didekatmu saat kamu mengerang nyawa. Aku ingin melihatmu merasakan sakitnya menemui kematian. Setelah itu aku akan kembali kepelukan lelaki yang kucintai, Arman. Yang saat ini sudah menjadi suami Aisah.

========

Aku Aisah. Aku tak bisa menahan pedih. Faisal telah menikah dengan Vera, sahabat karibku dan menganggapku tak lebih dari sampah.

Tapi rasa cinta yang pernah ada mengajakku untuk merasakan perih menahan cinta tak berbalas. Aku tak percaya Faisal menikahi Vera. Aku benci. Aku benci dengan keadaan ini. Aku benci dengan perjodohan oleh ayahku. Aku benci dengan Arman yang menjadi suamiku.

Aku tahu ia mencintai Vera. Aku tahu setiap malam ia bergumam menyebut nama wanita itu. Tapi aku tak bisa berbuat apa-apa. Baktiku pada orang tua memaksaku menerima pernikahan ini.

Aku merenung diri di kamar sepi. Air mataku tak tertahankan lagi. Aku menghujat cintaku yang mengiris hati bahkan menyayatkan sembilu dikala rindu. Sosokmu hadir di tengadah harap hampa menunggu pasti yang tak pasti bila. Sedikit pun cahaya nafasmu tak pernah menyibak gambut sukma melipurkan lara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun