Lalu mulailah ayam hitam dibantu oleh ketujuh anaknya menyusun rumah musang yang rusak. Selama memperbaiki tersebut mereka menyusun siasat untuk mengelabui musang.
“Lama sekali” kata induk musang tak sabar ketika melihat matahari mulai terbenam
“Sebentar tuan, tak lama lagi selesai” jawab induk ayam hitam
Dan ketika hari mulai gelap, induk ayam hitam mengumpulkan batu-batu hitam yang terdapat disekitar mereka. Disusunnya tujuh buah batu kecil dan satu buah batu besar seukuran induk ayam.
Kemudian mereka perlahan-lahan meninggalkan tempat itu mencari persembunyian. Setelah terasa aman, maka berdiamlah mereka ditempat tersebut.
“Ayam hitam, apa kalian sudah tidur?” kata induk musang saat memperhatikan bayangan hitam di dekat rumah mereka tidak bergerak lagi.
Namun bayangan hitam tersebut hanya diam dan tidak menjawab walaupun sudah dibentak berkali-kali oleh induk musang.
“Mungkin mereka sudah lelah dan tidur nyenyak”. Kata salah satu anak musang
“Saya sudah tidak sabar ingin memakan mereka”. Kata anak musang lainnya
“Baiklah anak-anakku, silahkan kalian menerkam masing-masing satu dari mereka dan aku akan memakan induknya”. Perintah induk musang.
Kemudian mereka secara bersama-sama menerkam kedelapan bayangan hitam tersebut. Tanpa pikir panjang mereka langsung menggigit dengan taringnya.
“Aduh, gigiku patah” pekik anak musang satu per satu. Demikian juga dengan induk musang.