Lalu kisah kembalinya aku ke bank konvensional sibuk menjelma menjadi perbincangan bagai bunga yang menaburi kisah para sejoli tanpa kembang tanpa pesona. Belakangan aku tersadar bahwa duniaku memang di sini, karena ia bisa menakar getir, manis, bahkan sesuatu yang liar sekalipun.
Sementara di luar sana, orang-orang tetap sibuk bercerita tentang sorga dan neraka dari persoalan ekonomi yang tak pernah berkesudahan. Tapi biarlah, mereka memang belum pernah kerja di bank syariah. Syariahnya sangat benar, tapi lembaganya bertaklif orientasi profit, yang tak berfikir menjadi besar berawal dari merajut hal-hal kecil, seperti lidah api yang menjilat, menapak, lalu menghampiri seisi perut bumi.
Â
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H