Mohon tunggu...
Dudy M Saragih
Dudy M Saragih Mohon Tunggu... Administrasi - Saya Seorang Pelayanan Masyarakat

Akun ini merupakan yang kedua dan yang pertama di blokir, Moga Tak di Blokir lagi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tersedianya Transportasi Massal yang Aman, Nyaman, Cepat, Kenaikan Pertamax Tidak Menjadi Problem.

4 April 2022   12:32 Diperbarui: 4 April 2022   14:00 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Data tahun 2019 Jumlah kendaraan bermotor roda dua di Indonesia 112.771.136 unit atau 84 persen dari total kendaraan. Untuk mobil penumpang 11,6 persen atau 15.592.419 unit, Mobil Barang dengan angka 5.021.888 unit pada 2019 atau 3,7 persen dan Bus tercatat 231.569 unit dan 0,17 persen darii total populasi kendaraan. (https://www.cnnindonesia.com/teknologi/, Kamis, 04 Feb 2021 05:04 WIB)

Dari data tersebut, sebagian besar  kendaraan tersebut  memerlukan bensin sebagai alat penggeraknya. Selain kendaraan darat, kendaraan air juga banyak yang memakai bensin untuk menggerakkan perahunya.

Kata Bensin berasal dari Bahasa Jerman  yaitu : benzine. Yang artinya salah satu jenis bahan bakar minyak. Minyak tersebut dihasilkan dari kilang minyak yang pabriknya di miliki Indonesia bernama Pertamina. Produk yang dihasilkan oleh Pertamina sebagai kilang minyak antara  lain minyak bensin (gasoline),minyak diesel, dan minyak tanah (kerosene).

Ada 11 ( sebelas) jenis bensin yang pernah di jual oleh Pertamina yaitu  :1. Premium

2. Pertalite; 3. Pertamax; 4. Pertamax Turbo; 5. Pertamax Racing;  6. Pertamax Plus; 7. BioPremiu; 8. BioPertamax; 9. Super dan Super TT

10. Premix; 11. BB2L

Pertamax 

Pertamax adalah bahan bakar bensin yang memiliki angka oktan minimal 92 berstandar internasional. (https://mypertamina.Id/pertamax). Di kutip dari https://ekonomi.bisnis.com, 01 April 2022 | 02:30 WIB ) Pada bulan April ini harga bensin pertamax mengalami kenaikan, menjadi Rp12.500 - Rp13.000 di 34 Provinsi, yang sudah di mulai tanggal 1 April 2022.

Harga Rp12.750 untuk  Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka - Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, sedangkan harga Rp.13.000 berlaku di  Provinsi Riau, Kepulauan Riau, Kodya Batam (FTZ), dan Bengkulu.

Apakah dengan harga yang telah ditetapkan Pemerintah tersebut, telah membuat sebagian besar masyarakat merasa keberatan ? Kenaikan harga bensin sudah pasti akan menambah pengeluaran, apalagi mereka - mereka yang mencari penghasilan menggunakan kendaraan yang memakai bensin, seperti tukang ojek, becak bermotor, kendaraan umum. para pedagang yang memakai kendaraan bermotor untuk berbelanja, para mahasiswa yang memakai motor untuk pergi kuliah dsbnya.

Dampak dari kenaikan harga pertamak tersebut, sudah pasti ongkos tukang ojek diperumahan - perumahan akan ikut naik juga, dan ini akan memberatkan bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah. Bila mereka hendak berpergian ke luar rumah, maka akan menambah pengeluaran untuk keperluan rumah tangganya.

Apakah sebagian masyarakat akan beralih menaiki kendaraan umum ? Harapan Pemerintah dan juga kita semuanya, Mereka - mereka yang biasanya menaiki kendaraan pribadi akan beralih memakai kendaraan umum.

Dengan semakin berkurangnya kendaraan pribadi yang berjejal  di jalan - jalan raya di Indonesia, khususnya di Jakarta, maka berdampak bagi Kesehatan masyarakat, masalah polusi udara,komsunsi Bahan Bakar Minyak (BBM) akan semakin berkurang dan masyarakat Indonesia semakin sehat.  

Apakah kendaraan umum sudah memenuhi persyaratan kenyamanan penumpangnya ?

Jika kita amati di Jakarta, kendaraan umum yang canggih seperti  MRT, Busway Transjakarta, sudah memenuhi persyaratan kenyataman penumpang. Bersih,Tertib, Aman, Pakai AC. Kenapa masih ramai memakai kendaraan pribadi ke Jakarta ? Menurut penulis, jika memakai kendaraan pribadi, munkin mereka merasa banggga dan jika memakai kendaraan umum sekelas  MRT dan Busway, mereka merasa ada yang kurang dengan penampilannya. Ini adalah masalah budaya memakai kendaraan umum.

Bila kita lihat menumpuknyua penumpang Kerata Api dari Tangerang, Bekasi, Bogor,Depok menuju Jakarta, pada Pagi Hari dan Sore Hari (Jam Pergi dan Pulang Kerja) , penumpang sangat padat, ini menandakan minat masyarakat menaiki Kereta Api sangat banyak.

Menurut penulis, permasalahahan yang ada di  kereta massal adalah kereta yang cepat sampai tujuan. Contohnya : Bila kita menaiki kereta api dari Stasiun Bogor menuju Tanah Abang memerlukan waktu sekitar 1 jam 40 Menit.  Jika kita perhitungan rumah di Ciomas dan tempat kerjanya di Pal Merah, maka memerlukan waktu kurang lebih 2 Jam 10 Menit, yaitu : dari rumah ke stasiun sekitar 15 menit + Bogor ke Tanah Abang  sekitar 1 jam 40 menit + dari tanah Abang ke Tempat kerja sekitar 15 menit, maka memerlukan waktu 2 jam 10 menit dan bila dihitung pulangnya, maka memerluikan waktu 4 jam 20 menit.

Satu hari memerlukan waktu 4 jam 20 menit agar kita sampai ketempat kerja dan pulang ke rumah dengan selamat. Waktu yang cukup Panjang yang dihabiskan di kereta, belum l.agi BBM kendaraan pribadi dari rumah ke stasiun kereta api Bogor dan ditambah biaya parkir kendaraan.

Dari uraian diatas, maka : transportasi massal yang ada sekarang ini dari segi Keamanan dan Kenyamanan sudah memenuhi persayatan untuk penumpang baik bagi  pekerja kantoran, buruh maupun bagi pejabat pejabat negara.  

Permasalahan yang ada adalah kecepatan transportasi umum tersebut untuk sampai ke tujuan baik ke kantor  maupun pulang ke rumah. Dengan waktu yang singkat/cepat  maka diharapkan berjelasnya kendaraan pribadi bisa beralih ke trasportasi massal.

Motto Transportasi masal adalah : Aman,Nyaman dan Cepat, perlu di laksanakan  agar budaya menaiki kendaraan umum dapat  teralisasi dan masyartakat semakin sehat. Kenaikan harga Pertamax bukan menjadi problem, seandainya Pemerintah dapat mewujudkan motto tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun