JUDUL : Pembelajaran Sekolah melalui pembekalan Akhlak
Oleh : Dudung Solahudin
Pendidikan memberikan seseorang banyak ilmu pengetahuan dan menambah pengalaman. Melalui ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh seseorang, maka akan merubah cara berfikir dan perilaku seseorang tersebut. Oleh karena itu Pendidikan merupakan  hal yang sangat penting dalam kehidupan seseorang baik sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial.
Dengan Pendidikan seseorang dapat menentukan masa depan dan dituntun kehidupannya menjadi lebih baik. Kihajar Dewantoro mengatakan bahwa Pendidikan meliputi tiga lingkungan yaitu :
Lingkungan keluarga, yaitu pendidikan orangtua dirumah dengan menggunakan pendekatan-pendekatan kekeluargaan.
Lingkungan sekolah, yaitu pendidikan yang diberikan oleh guru di sekolah melalui kurikulum yang telah ditetapkan dan waktu yang ditentukan serta diakhiri dengan kelulusan dengan memperoleh Ijazah atau Surat Tanda Tamat Belajar (STTB)
Lingkungan masyarakat, yaitu pendidikan alamiah yang didapat seseorang di masyarakat. Pergaulan di masyarakat inilah terkadang akan berpengaruh kepada seseorang jika tidak ada control orangtua.
Orangtua sebagai pendidik pertama dilingkungan keluarga mempunyai peran yang sangat penting dalam memberikan pandangan bahwa anak-anaknya akan hidup pada zaman dan masa yang akan datang.
pendidikan dalam keluarga adalah untuk membantu anak-anak memahami posisi dan perannya masing-masing serta mengenal dan memahami aturan-aturan  yang berlaku agar mampu melaksanakannya untuk memperoleh kemuliaan dan kebahagiaan hidup.
Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional dikatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Ada dua hal yang perlu dikembangkan dalam proses pendidikan yaitu :
Pengembangan potensi akal dan potensi berfikir kreatif.
Pengembangan kajian keilmuwan.
Pengembangan potensi akal akan berhasil jika seeorang mampu menggunakan akalnya secara terus menerus melalui latihan. Berfikir kreatif akan menambah kreasi-kreasi seseorang dalam kehidupan. Orang yang mampu menggunakan akalnya tidak akan kehabisan ide dalam menghadapi persoalan-persoalan kehidupan.
Pengembangan Kajian keilmuwan dapat dikembangkan melalui proses diskusi dan perdebatan yang bertujuan menambah perbendaharaan argumen-argumen dalam proses berfikir.
Dari pengembangan dua hal tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan mencakup keseluruhan proses pembentukan manusia yang utuh dan berkualitas.
Pendidikan adalah seni membentuk kebiasaan dimana kebiasaan dapat membentuk karakter seseorang. Pendidikan terjadi melalui proses pembelajaran yang direncanakan dan terukur serta dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah disediakan. Dalam masa kurun waktu yang relative lama, pembiasaan akan menjadi sesuatu yang terus dilaksanakan oleh seseorang di masa yang akan datang.
Format pendidikan berbasis akhlak sebenarnya sudah dilakukan di Nusantara dengan nama Pondok pesantren. Pendidikan pesantren adalah pendidikan sepanjang  zaman (long life education) karena dalam pola pendidikan pesantren, santri berada dalam pantauan gurunya 24 jam sehingga karakter dapat dibentuk dari pesantren karena secara spiritual seorang santri dekat dengan gurunya.
Pesantren menjadi sebuah lembaga pendidikan yang tidak saja mengajarkan ilmu agama saja, namun pesantren memberikan ruang nalar kritis dalam memberikan sumbangan pemikiran bagi pembangunan bangsa. Seiring dengan perkembangan zaman, tugas pesantren semakin kompleks dalam menghadapi tantangan sosial  ke depan. Sehingga membutuhkan pola pembelajaran yang mampu menjadikan jalan tengah antara konvensional dan modern. Intelektual yang relijius.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI