Ketika mendengar kata tropis biasanya orang langsung melayangkan pikiran pada pohon kelapa, pohon palem, pantai, bunga-bunga, bambu, atau hal lain yang menggambarkan alamiah.
Padahal, tidak selalu begitu. Tidak selalu rumah dengan nuansa tropis dipenuhi dengan tanaman-tanaman atau hal-hal yang membuat pikiran tertuju pada tema lagu-lagu Beach Boys.
Nuansa tropis dapat diartikan dengan adanya penanggapan ruang pada rumah pada iklim tropis. Misal, membuat jendela besar pada ruangan agar banyak angin sejuk yang masuk ke dalam.
Beberapa rumah teman dan keluarga yang saya kunjungi sudah menerapkan ini termasuk di rumah om saya yang meletakan pintu geser besar sebagai pengganti jendela pada ruang tengahnya. Namun, kenapa masih panas?
Sebelum membagi sedikit apa yang saya pelajari, ada baiknya memaparkan dulu beberapa pernyataan dan pertanyaan yang berkaitan dengan rumah tropis dan rumah minimalis yang mungkin pernah terpikir oleh pembaca juga.
Langit-langit rumah yang tinggi bikin rumah sejuk.
Lubang angin sudah cukup membuat ruangan sejuk.
Kenapa saya masih harus pakai AC? Padahal sudah ada jendela di kamar saya.
Rumah saya atapnya datar karena mau bergaya minimalis. Atap miring sudah kuno.
Saya tidak mau ada lubang angin karena mengganggu tampilan rumah saya. Jendela sudah cukup.
Rumah saya kecil dan berhimpit tetangga. Bagaimana cara menerapkan pertukaran udara?