Dari kriteria tersebut, kita bisa menilai bahwa Yusril memiliki sebagian besar kualifikasi yang dibutuhkan Prabowo. Ia telah membuktikan dedikasinya kepada rakyat dengan memberikan pelayanan hukum secara pro bono kepada masyarakat miskin.
Ia juga telah menunjukkan loyalitasnya kepada negara dengan mengabdi sebagai pejabat publik di berbagai posisi strategis. Ia juga memiliki integritas moral yang tinggi sebagai seorang intelektual dan akademisi yang berjiwa negarawan.
Namun, dalam aspek kemampuan profesional dan visi strategisnya ada beberapa hal yang masih harus menjadi perhatiannya. Ia perlu lebih update dengan perkembangan isu-isu terkini, terutama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya.Â
Selain itu, Yusril juga perlu lebih komunikatif dan responsif dengan media massa dan publik. Ia juga perlu lebih inovatif dan kreatif dalam menyampaikan gagasan-gagasan dan pikiran-pikiran kebangsaannya.
Jika seluruh aspek-aspek tersebut telah berhasil dipenuhinya, maka bisa dikatakan potensi Yusril untuk menjadi kandidat Cawapres Prabowo Subianto akan semakin terbuka.Â
Sesungguhnya wacana Yusril untuk menjadi Capres atau Cawapres itu tidak muncul begitu saja. Wacana ini mengemuka setelah Presiden Joko Widodo secara eksplisit menyatakan dukungan terhadap Yusril untuk dicalonkan sebagai capres atau cawapres pada Pilpres 2024.
Jokowi menyatakan hal itu saat berpidato dalam Rapat Koordinasi Nasional dan Musyawarah Dewan Partai PBB di Kelapa Gading, Jakarta, pada 11 Januari 2023.
Jokowi menyatakan bahwa ia serius akan mendukung Yusril sebagai capres maupun cawapres asalkan Yusril punya kendaraan politik untuk maju pada pemilihan presiden. Bahkan Jokowi sampai mengulang tiga kali menyebut kata serius untuk menunjukkan keseriusannya. Jokowi beralasan bahwa Yusril punya kemampuan yang baik sebagai politikus dan pengalaman yang luas sebagai pejabat negara.
Selain karena alasan reputasi Yusril, Jokowi mengatakan bahwa dukungannya terhadap Yusril juga sebagai bentuk "balas budi" karena selama ini PBB selalu menjadi partai pendukungnya sejak saat ia menjadi Walikota Solo hingga ia menjabat Presiden RI.Â
Endorsemenf dari Jokowi tersebut tentu punya makna strategis. Bukan hanya karena diucapkan dalam kapasitasnya sebagai presiden, namun karena dalam konteks percaturan politik di Indonesia Jokowi diyakini memiliki daya dorong politik serta determinant factor yang cukup besar untuk menentukan siapa calon penggantinya.Â
Beberapa bulan berselang, PBB pun mendeklarasikan dukungan terhadap Prabowo Subianto. Jatuhnya dukungan tersebut tentu tidak terlalu mengejutkan karena PBB punya riwayat kedekatan dengan Prabowo di Pilpres sebelumnya.Â