Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Ketika Seisi Rumah Tak Lagi Ramah

28 Juni 2024   15:46 Diperbarui: 28 Juni 2024   16:31 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap komunitas sekecil apa pun pasti terdapat peraturan yang mesti ditaati atau disepakati, baik tertulis maupun tidak.

Syahdan, tak terkecuali komunitas rumah tangga, di dalam rumah ada peraturan yang tak tertulis untuk semua anggota rumah.

Masing-masing harusnya memahami tanpa bertanya lagi, karena jika melanggar akan secara otomatis mendapat teguran.

Anggota rumah dalam satu keluarga mencakup ayah, ibu, anak dan mungkin mertua serta pembantu rumah tangga. Semua harus bersikap dan atau bertindak sesuai dengan peraturan rumah walau tak tertulis.

Jangan bicara kasar, saling menghormati, dilarang membuang sampah sembarangan dan lain sebagainya merupakan aturan umum yang mesti diperhatikan oleh semua anggota rumah.

Namun semua aturan itu tiba-tiba tidak berlaku saat konflik terjadi antar penghuni rumah. Seisi rumah seperti tak ramah lagi.


Berawal dari hal sepele, meningkat menjadi masalah besar. Rumah tidak menjadi surga lagi yang riang dan bahagia.

Kamar yang luas, tempat tidur yang empuk tak memberi lagi rasa nyaman dan tenang.

Hati menjadi sempit, lidah menjadi keluh untuk berkisah, emosi menjadi tidak stabil.

Rumah tangga yang dipenuhi dengan konflik penyebab gundah-gulana para penghuninya.

Tak ada tegur sapa yang ada hanyalah egoisme pribadi.

Teringat kisah rumah tangga mulia antara baginda nabi Muhammad Saw. dengan siti Aisyah ra.

Saat badai hoax disebar komplotan munafik Abdullah bin Ubay bin Salul, bahwa siti Aisyah selingkuh dari nabi Saw. Sungguh fitnah yang teramat keji.

Selama hampir satu bulan penuh Nabi Saw. tidak bertegur sapa seperti selayaknya, baginda pun manusia biasa.

Hal tersebut membuat hati Aisyah menjadi sedih sekali, apalagi bukan hanya nabi yang menyalahkannya tapi hampir semua sahabat waktu itu terhasut oleh tiupan fitnah orang-orang munafik.

Sempit rasanya dunia ini, kira-kira begitu perasaan Aisyah saat itu. Semuanya tak lagi ramah.

Sampai Allah datangkan pertolongan lewat surat an-Nur ayat 11-21, Allah Swt. menjelaskan dengan terang benderang hal ihwal berita bohong tersebut. Maka lega-lah hati Ummulmukminin Aisyah ra.

Berita bohong yang disebar munafikin kandas dengan ayat yang menyatakan kebersihan diri Aisyah ra. dari segenap tuduhan.

Kejadian tersebut hendaknya menjadi pelajaran bagi generasi selanjutnya.

Tidak mesti berita negatif yang kita dengar tentang pasangan kita, membuat keharmonisan rumah tangga terganggu. Klarifikasi dan berbesar hati adalah cara terbaik untuk menjaga keutuhan rumah tangga.

Prasangka yang tidak didukung dengan bukti konkret hanya akan menambah rumitnya permasalahan.

Mengembalikan keramahan isi rumah adalah tanggung jawab bersama, sekaligus menjaganya agar tetap kondusif.

Idealnya suami, istri, anak dan penghuni rumah lainnya harus memahami aturan tak tertulis demi kenyamanan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun