Sudah menjadi watak seorang perempuan untuk banyak bicara, bahkan dalam sebuah riset seorang perempuan biasa mengeluarkan kata-kata sehari hampir 20.000 kata, sementara laki-laki hanya 7000 kata saja.
Jadi sangatlah wajar jika seorang perempuan biasa dianggap banyak omong alias cerewet.
Namun sangat disayangkan jika kebiasaan banyak omongnya tersebut cenderung ke arah negatif, malah menjadikan dirinya terjerumus kepada hal-hal yang tak dianjurkan agama atau bahkan bertentangan dengan adat-istiadat daerahnya.
Contoh realnya adalah saat perempuan bercengkrama untuk bergosip ria.
Hal yang sangat tak pantas tapi sudah menjadi kebiasaan sehari-hari dalam kehidupan bersosial masyarakat.
Sangat tidak pantas lagi adalah jika seorang perempuan dengan segala karakter keperempuanannya, mencela suami dengan omongannya.
Cerewet, bawel identik sebagai karakter dari seorang perempuan dan terbawa melekat walau dia sudah menjadi seorang istri atau ibu.
Hal inilah menjadi penyebab awal pertengkaran dalam rumah tangga.
Sang suami tidak kuat terus-menerus mendengar ocehan dari istrinya.
Tidak hanya sekali, bahkan tiap kali ada kesalahan sedikit, adat ngomel-nya langsung keluar.