Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Love

Merasa Tidak Dihargai Pasangan

27 Mei 2024   14:50 Diperbarui: 27 Mei 2024   15:58 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar jabarekspres.com

Jangankan dalam kehidupan berumah tangga yang nyata-nyata dihinggapi berbagai masalah dari mulai yang sederhana sampai yang kompleks sekali pun.

Dalam kehidupan bermasyarakat yang notabene campur baur dengan bermacam karakter asing, tetap saja permasalahan itu pasti ada.

Maka salah satu dari berbagai masalah itu adalah rasa tidak dihargai oleh teman hidup atau teman sejawat.

Baca juga: Pasangan Beda Usia

Menjaga perasaan itu teramat penting karena bisa jadi dengan ketersinggungan seseorang bisa melakukan apa saja bahkan di luar nalar kemanusiaan sekali pun.

Di kehidupan rumah tangga hal tersebut sangat sering sekali terjadi, kenapa demikian karena salah satu yang selalu mengiringi seseorang adalah rasa.

Rasa itulah yang sering tergores dan tersinggung walau hanya dengan satu kata.

Kepekaan rasa yang bersumber dari hati memang siapa yang tahan.

Manakala ada kata-kata yang sengaja mengusik hal privasi, timbullah rasa sakit hati dan benci.

Hal sepele yang semula tak dianggap masalah akan menjadi hal besar jika mengena pada orang yang perasa.

Saat pasangan merasa tak dihargai lagi suasana rumah menjadi seolah mencekam.

Perang dingin tanpa sebab mulai menjadi. Itulah saat hati merasa tak dihargai.

Kaitan dengan makanan yang tak dicicipi sedikit pun, bisa menjadi pemicu "perang dingin" jika mengena pada orang perasa. Tidak ada pikiran positif yang ada hanyalah syak wa sangka buruk saja.

Contoh lain saat suami pulang kerja, tidak ada sambutan hangat atau tegur sapa seperti biasa atau hanya sekadar basa-basi menanyakan pekerjaannya.

Bagi suami perasa maka hal tersebut cukup untuk mengusik hatinya.

Dari sini semua pertengkaran bermula, tetapi tidak akan ada rumah tangga yang ideal dalam sejarah perkembangan hidup manusia.

Karakter dasar seorang manusia ialah ingin disanjung dan dipuji, oleh karenanya saat sanjungan dan pujian itu tidak didapat maka rasa kesal hati dan murka lebih mendominasi.

Walau ia nya merupakan karakter dasar tapi bagi sebagian orang hal tersebut bukanlah masalah besar.

Terkecuali nyata-nyata jika harga dirinya dicemooh dan dicampakkan orang lain maka sisi manusianya mulai terusik.

Saat senior dicemooh junior, orang tua dihardik anak atau seorang guru disepelekan anak muridnya, maka rasa tak dihargai itu muncul.

Begitu halnya sekali lagi dalam urusan berumah tangga, hati-hatilah berkata dan bersikap terhadap pasangan.

Bisa jadi menurut kita bercanda tetapi berbeda rasa terima berujung pertengkaran yang tak jelas sebabnya.

Sipat manusia jika tersinggung perasaannya dia tak peduli lagi siapa yang menyinggungnya sipat hewani terkadang lebih dominan untuk hanya sekadar melepaskan nafsu amarahnya.

Teringat suami yang memutilasi istrinya, kenapa dia sampai tega membunuh istrinya, bukankah istrinya tersebut adalah orang yang paling dia cintai? (detik.com 25/5/2024)

Maka nafsu amarah karena ketersinggungan akan menghilangkan akal sehat sehilang-hilangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun