Perang dingin tanpa sebab mulai menjadi. Itulah saat hati merasa tak dihargai.
Kaitan dengan makanan yang tak dicicipi sedikit pun, bisa menjadi pemicu "perang dingin" jika mengena pada orang perasa. Tidak ada pikiran positif yang ada hanyalah syak wa sangka buruk saja.
Contoh lain saat suami pulang kerja, tidak ada sambutan hangat atau tegur sapa seperti biasa atau hanya sekadar basa-basi menanyakan pekerjaannya.
Bagi suami perasa maka hal tersebut cukup untuk mengusik hatinya.
Dari sini semua pertengkaran bermula, tetapi tidak akan ada rumah tangga yang ideal dalam sejarah perkembangan hidup manusia.
Karakter dasar seorang manusia ialah ingin disanjung dan dipuji, oleh karenanya saat sanjungan dan pujian itu tidak didapat maka rasa kesal hati dan murka lebih mendominasi.
Walau ia nya merupakan karakter dasar tapi bagi sebagian orang hal tersebut bukanlah masalah besar.
Terkecuali nyata-nyata jika harga dirinya dicemooh dan dicampakkan orang lain maka sisi manusianya mulai terusik.
Saat senior dicemooh junior, orang tua dihardik anak atau seorang guru disepelekan anak muridnya, maka rasa tak dihargai itu muncul.
Begitu halnya sekali lagi dalam urusan berumah tangga, hati-hatilah berkata dan bersikap terhadap pasangan.
Bisa jadi menurut kita bercanda tetapi berbeda rasa terima berujung pertengkaran yang tak jelas sebabnya.