Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Lagi tentang Poligami

22 Maret 2024   16:30 Diperbarui: 22 Maret 2024   16:30 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun jangan coba-coba berpoligami bagi para suami yang tidak mampu berbuat adil, sebab bukannya maslahat yang akan tercapai tetapi kemadaratanlah yang akan dia terima.

Di antara banyak kemadaratan adalah pertengkaran yang tak kunjung usai dengan istri pertama.

Kehidupan rumah tangga dengan istri pertama yang dulu bahagia dan harmonis, sekarang hari-hari diisi dengan keributan. Tidak ada kehangatan dalam rumah tangga, jauh dengan anak-anak dan masih banyak lagi kemadaratan yang lainnya.

Keretakan rumah tangga bermula dari retaknya hati sang istri karena merasa terzalimi, diduakan dengan wanita lain .

Sebagai manusia biasa tentu wanita akan merasa sakit hati dan sakit hati inilah yang di kemudian hari akan menimbulkan percekcokan dengan suaminya. Sejak saat itu hilanglah keharmonisan dalam rumah tersebut.

Terbukanya pintu poligami bagi laki-laki bukan berarti seenaknya para suami melakukan tindakan tersebut, sebab jika kita mengingat persyaratan-persyaratannya yang begitu ketat, rasanya lebih baik ditinggalkan daripada akan menimbulkan kemadaratan yang lebih besar lagi.

Islam menghormati budaya atau adat di mana seseorang tinggal, seperti adat-istiadat atau budaya lokal yang tidak mengenal poligami dan hanya mengenal monogami. Maka justru Islam memperkuat adat kebiasaan tersebut agar orang-orang tidak melakukan sesuatu yang justru keluar dari adat kebiasaan tempat sendiri.

Islam sangat mendukung upaya untuk melestarikan budaya yang lebih maslahat oleh karenanya keterbukaan berpikir sangat diperlukan. Jangan sampai karena kita memahami satu dalil agama secara tekstual justru mengakibatkan kesimpulan-kesimpulan yang jauh dari tujuan-tujuan kemaslahatan agama tersebut. Salah satunya adalah poligami ini jika hal tersebut memadharatkan bagi para pelakunya lebih baik ditinggalkan saja.

Jika dengan berpoligami suami-istri menjadi bertengkar maka hukum asal dalam agama Islam tidak membolehkannya.

Akhirnya menjadi pertanyaan yang sangat serius, apakah niat poligami itu memang benar-benar murni untuk membantu wanita tersebut atau hanya sekedar pelampiasan nafsu syahwat birahi saja.

Pertanggungjawabannya pun tergantung dengan apa yang dia niatkan. Pertengkaran bahkan berakhir dengan perceraian akibat sang istri merasa terzalimi mengetahui sang suami berpoligami itu satu hal yang sangat dibenci.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun