Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kejahatan Kemanusiaan Israel

4 November 2023   11:20 Diperbarui: 4 November 2023   11:20 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari Kompas.com

Hari-hari ini kita disuguhi pemandangan dan pendengaran yang sangat mengerikan, betapa ribuan anak serta bayi-bayi bahkan janin yang masih dikandung ibunya begitu dengan mudah dibantai oleh para Zionis Israel.

Alasan klasik memburu teroris, dengan keyakinan mereka bahwa Hamas menjadikan anak-anak sebagai tameng untuk melindungi keberadaan mereka di Gaza.

Selama ini perempuan pun tak luput dari aksi pembantaian Zionis Israel. Kita coba analisa, mengapa dari ribuan korban yang dibantai oleh Israel ini hampir setengahnya menyasar kepada perempuan dan anak-anak, sementara para pejuang Hamas dan lain-lainnya hampir minim sekali korban yang terjadi pada mereka.

Ada satu analisa menarik, bahwa Israel sangat takut akan perubahan demografi rakyat Palestina. Perubahan itu umumnya sangat cepat dan berlipat dari setiap tahunnya, walaupun mereka telah melakukan upaya genosida terhadap perempuan dan anak-anak akan tetapi regenerasi warga Palestina naik dengan cepat.

Angka kelahiran di Palestina melonjak hampir setiap 10 menit, lebih dari satu bayi lahir. Bahkan ada satu keluarga yang melahirkan anaknya kembar tiga sekaligus.

Namun angka kematiannya pun sangat tinggi, dalam satu hari terhitung 10 kematian.

Dirangkum dari BBC, Gaza menjadi salah satu wilayah dengan tingkat laju pertumbuhan populasi tertinggi di dunia. (Republika.co.id 2021).

DI jalur Gaza anak muda usia 15-29 tahun menempati populasi paling tinggi yaitu 53%.

Dengan dalih agama mereka tega melakukan genosida terhadap rakyat Palestina, walaupun doktrin agama ini sangat ditentang sekali oleh orang Yahudi dari kalangan Ortodoks. Mereka sangat membenci peranan Zionis dalam melakukan genosida di Palestina.

Dengan berbagai peralatan canggih, pasukan Israel menyerbu warga Palestina sejak tanggal 7 Oktober 2023 sampai hari ini, hari ke-28.

Amerika dan sekutu lainnya membantu dengan memberi pasokan senjata-senjata canggih, akan tetapi keberhasilan Israel untuk menaklukkan warga Gaza yang dibacking oleh kekuatan milisi Izzuddin Al-Qassam sayap militer Hamas dan Brigade Saraya Al-Quds sayap militer Jihad Islam serta kelompok perlawanan lainnya, Gaza belum juga berhasil.

Serangan darat yang dilakukan oleh Israel dan sekutunya, hanya mampu sebatas serangan-serangan yang tidak mematikan. Faktanya mereka mendapatkan banyak kerugian saat melakukan serangan darat.

Akhirnya Israel kembali dengan cara-cara biadabnya, menjatuhkan bom-bom ke fasilitas-fasilitas umum seperti rumah sakit, sekolah dan pengungsian di mana hal ini adalah sangat bertentangan dengan hukum perang internasional sebab yang akan menjadi korban adalah anak-anak dan perempuan warga sipil yang sama sekali tidak terlibat dalam perang tersebut.

Karena kekalapan Israel inilah kemudian muncul asumsi bahwa Israel tidak pernah bisa memegang kendali peperangan, mereka hanya bisa bombardir.

Negara mana pun tentunya bisa membom musuhnya jika hal tersebut adalah sesuatu yang dilegalkan, tapi Israel adalah negara yang sudah tidak menghiraukan lagi aturan perang internasional, mereka berlaku semena-mena membombardir sasaran yang sama sekali tidak ada musuh.

Dalam hukum perang itu adalah suatu kejahatan karena sudah dapat dipastikan yang akan menjadi korban adalah warga sipil yang tidak berdosa.

Karena keputusasaan, banyak diantara prajurit-prajurit Israel yang bergerak tanpa koordinasi dan hal tersebut merupakan sasaran empuk bagi para milisi seperti Hamas dan Jihad Islam serta yang lainnya.

Banyak tersebar di media sosial ataupun di media mainstream dan laporan-laporan resmi dari militer Israel, korban telah berjatuhan dari pihak mereka.

Hal yang bisa dilakukan hanyalah membunuhi perempuan dan anak-anak. Prajurit mereka hanyalah pasukan-pasukan yang berani membantai warga sipil yang tidak disenjatai dan tidak berdaya sama sekali.

Dari situlah kita dapat berkesimpulan bahwa memang tentara Israel ada dalam puncak kekalapan karena selama bertahun-tahun tidak bisa menundukkan para milisi atau pejuang Palestina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun