Amerika dan sekutu lainnya membantu dengan memberi pasokan senjata-senjata canggih, akan tetapi keberhasilan Israel untuk menaklukkan warga Gaza yang dibacking oleh kekuatan milisi Izzuddin Al-Qassam sayap militer Hamas dan Brigade Saraya Al-Quds sayap militer Jihad Islam serta kelompok perlawanan lainnya, Gaza belum juga berhasil.
Serangan darat yang dilakukan oleh Israel dan sekutunya, hanya mampu sebatas serangan-serangan yang tidak mematikan. Faktanya mereka mendapatkan banyak kerugian saat melakukan serangan darat.
Akhirnya Israel kembali dengan cara-cara biadabnya, menjatuhkan bom-bom ke fasilitas-fasilitas umum seperti rumah sakit, sekolah dan pengungsian di mana hal ini adalah sangat bertentangan dengan hukum perang internasional sebab yang akan menjadi korban adalah anak-anak dan perempuan warga sipil yang sama sekali tidak terlibat dalam perang tersebut.
Karena kekalapan Israel inilah kemudian muncul asumsi bahwa Israel tidak pernah bisa memegang kendali peperangan, mereka hanya bisa bombardir.
Negara mana pun tentunya bisa membom musuhnya jika hal tersebut adalah sesuatu yang dilegalkan, tapi Israel adalah negara yang sudah tidak menghiraukan lagi aturan perang internasional, mereka berlaku semena-mena membombardir sasaran yang sama sekali tidak ada musuh.
Dalam hukum perang itu adalah suatu kejahatan karena sudah dapat dipastikan yang akan menjadi korban adalah warga sipil yang tidak berdosa.
Karena keputusasaan, banyak diantara prajurit-prajurit Israel yang bergerak tanpa koordinasi dan hal tersebut merupakan sasaran empuk bagi para milisi seperti Hamas dan Jihad Islam serta yang lainnya.
Banyak tersebar di media sosial ataupun di media mainstream dan laporan-laporan resmi dari militer Israel, korban telah berjatuhan dari pihak mereka.
Hal yang bisa dilakukan hanyalah membunuhi perempuan dan anak-anak. Prajurit mereka hanyalah pasukan-pasukan yang berani membantai warga sipil yang tidak disenjatai dan tidak berdaya sama sekali.
Dari situlah kita dapat berkesimpulan bahwa memang tentara Israel ada dalam puncak kekalapan karena selama bertahun-tahun tidak bisa menundukkan para milisi atau pejuang Palestina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H