Hari-hari ini kita disuguhi pemandangan dan pendengaran yang sangat mengerikan, betapa ribuan anak serta bayi-bayi bahkan janin yang masih dikandung ibunya begitu dengan mudah dibantai oleh para Zionis Israel.
Alasan klasik memburu teroris, dengan keyakinan mereka bahwa Hamas menjadikan anak-anak sebagai tameng untuk melindungi keberadaan mereka di Gaza.
Selama ini perempuan pun tak luput dari aksi pembantaian Zionis Israel. Kita coba analisa, mengapa dari ribuan korban yang dibantai oleh Israel ini hampir setengahnya menyasar kepada perempuan dan anak-anak, sementara para pejuang Hamas dan lain-lainnya hampir minim sekali korban yang terjadi pada mereka.
Ada satu analisa menarik, bahwa Israel sangat takut akan perubahan demografi rakyat Palestina. Perubahan itu umumnya sangat cepat dan berlipat dari setiap tahunnya, walaupun mereka telah melakukan upaya genosida terhadap perempuan dan anak-anak akan tetapi regenerasi warga Palestina naik dengan cepat.
Angka kelahiran di Palestina melonjak hampir setiap 10 menit, lebih dari satu bayi lahir. Bahkan ada satu keluarga yang melahirkan anaknya kembar tiga sekaligus.
Namun angka kematiannya pun sangat tinggi, dalam satu hari terhitung 10 kematian.
Dirangkum dari BBC, Gaza menjadi salah satu wilayah dengan tingkat laju pertumbuhan populasi tertinggi di dunia. (Republika.co.id 2021).
DI jalur Gaza anak muda usia 15-29 tahun menempati populasi paling tinggi yaitu 53%.
Dengan dalih agama mereka tega melakukan genosida terhadap rakyat Palestina, walaupun doktrin agama ini sangat ditentang sekali oleh orang Yahudi dari kalangan Ortodoks. Mereka sangat membenci peranan Zionis dalam melakukan genosida di Palestina.
Dengan berbagai peralatan canggih, pasukan Israel menyerbu warga Palestina sejak tanggal 7 Oktober 2023 sampai hari ini, hari ke-28.