Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Budaya Sunda: Benarkah Pemalu sebagai Budaya Orang Sunda?

7 Juli 2023   19:56 Diperbarui: 7 Juli 2023   20:09 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by Herriest pixabay.com

Indonesia sebagai sebuah negeri yang kaya akan aneka ragam bahasa dan suku bangsa, hampir lebih dari 360 suku bangsa yang masing-masing berbeda dalam bahasa dan kreativitasnya.

Ada Jawa, Sunda, Batak dan lain sebagainya masing-masing memiliki karakter yang berbeda-beda, karakter itu terbentuk oleh lingkungan dan interaksi sosial masyarakatnya selama beribu-ribu tahun lamanya ada yang berkarakter keras ada juga yang berkarakter lembut.

Salah satu suku yang dikenal memiliki perangai lemah lembut adalah suku Sunda.

Mengutip buku Kebiasaan Orang Sunda cetakan gramedia tentang 20 karakter orang Sunda, salah satu di antaranya adalah orang Sunda memiliki karakter sopan, ramah dan murah senyum.

Kebiasaan ini terbentuk dari kondisi alam yang begitu kondusif, tinggal di pegunungan yang memiliki iklim sejuk membentuk karakter masyarakat yang sejuk pula.

Kebiasaan orang Sunda lainnya adalah selalu mendahulukan kepentingan orang lain.

Lambat laun hal ini menjadi kelemahan orang Sunda sendiri, akhirnya orang sunda selalu tersisihkan di event-event skala nasional.

Namun buku tersebut tidak memasukkan karakter pemalu (Isinan) sebagai karakter orang Sunda. Artinya karakter mendahulukan kepentingan orang lain dianggap sebagai ketidakmampuan orang Sunda untuk menjadi yang terdepan.

Hal itu juga yang bisa jadi orang lain menganggap bahwa orang Sunda isinan.

Sejatinya isinan itu bukanlah budaya orang sunda tapi lebih kepada tidak mau menonjolkan diri. Kepercayaan orang Sunda yang tinggi terhadap agamanya, bisa jadi memengaruhi perangai orang Sunda menjadi lebih rendah hati (Tawadu').

Sisi lain orang Sunda juga dikenal memiliki karakter santai, hal ini digambarkan oleh sosok "Si Kabayan" orangnya santai tapi banyak akal. Itu mungkin dulu saat mayoritas orang Sunda belum banyak berinteraksi dengan dunia luar. Orang Sunda juga dikenal sebagai suku yang tidak suka merantau agar dapat mengabdi untuk tanah kelahirannya secara maksimal.

Seiring perkembangan zaman dan digitalisasi di semua sektor publik kini orang Sunda tidak lagi tertinggal.

Kreativitas di kalangan usia muda berkembang pesat, di sektor seni maupun kebudayaan, generasi orang Sunda kini mampu bersaing di pentas nasional.

Perlu dipahami bahwa pemalu bukanlah budaya yang melekat pada orang-orang Sunda. Kebiasaan ini lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti lingkungan sosial, pendidikan, dan pengalaman individu.

Faktor lain yang mungkin menyebabkan persepsi ini adalah adanya perbedaan budaya antara masyarakat Sunda dengan masyarakat di daerah lain di Indonesia. Masyarakat Sunda cenderung lebih introvert, lebih tertutup, dan memiliki nilai-nilai kesopanan yang kuat. Hal ini sering kali diinterpretasikan sebagai kekakuan atau kekhusyukan yang salah kaprah sebagai rasa malu.

Namun, jika kita melihat lebih dalam, kita akan menemukan bahwa orang Sunda sebenarnya memiliki kebanggaan dan kepercayaan diri yang kuat terhadap identitas dan budaya mereka. Mereka sangat menjaga adat istiadat dan tradisi leluhur mereka, seperti upacara adat Sunda, tarian, dan musik tradisional. Sekali lagi mereka juga dikenal memiliki sikap ramah dan santun terhadap orang lain.

Pemalu adalah karakteristik yang lebih berkaitan dengan sifat pribadi daripada budaya. Setiap individu memiliki kepribadian yang unik, termasuk tingkat kepercayaan diri dan keterbukaan mereka. Meskipun ada orang Sunda yang mungkin cenderung pemalu, bukan berarti semua orang Sunda memiliki sifat yang sama.

Pendidikan dan lingkungan sosial juga berperan penting dalam membentuk kepribadian seseorang. Sekolah, keluarga, dan lingkungan sekitar dapat mempengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan orang lain. Jika seseorang tumbuh di lingkungan yang mendukung dan memfasilitasi ekspresi diri, mereka lebih mungkin untuk menjadi lebih percaya diri dan tidak pemalu.

Alangkah bijaknya untuk tidak menggeneralisasi dan mengotak-kotakkan orang berdasarkan suku atau budaya mereka. Setiap individu unik dan memiliki pengalaman hidup yang berbeda. Sebagai contoh, ada orang Sunda yang sukses menjadi pemimpin di bidang politik, bisnis, dan seni. Mereka berhasil mengatasi rasa malu atau pemalu yang mungkin ada dalam diri mereka dan menunjukkan keberanian mereka dalam berbagai bidang.

Jadi, isinan atau pemalu bukanlah adat yang melekat pada jati diri orang Sunda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun