Sisi lain orang Sunda juga dikenal memiliki karakter santai, hal ini digambarkan oleh sosok "Si Kabayan" orangnya santai tapi banyak akal. Itu mungkin dulu saat mayoritas orang Sunda belum banyak berinteraksi dengan dunia luar. Orang Sunda juga dikenal sebagai suku yang tidak suka merantau agar dapat mengabdi untuk tanah kelahirannya secara maksimal.
Seiring perkembangan zaman dan digitalisasi di semua sektor publik kini orang Sunda tidak lagi tertinggal.
Kreativitas di kalangan usia muda berkembang pesat, di sektor seni maupun kebudayaan, generasi orang Sunda kini mampu bersaing di pentas nasional.
Perlu dipahami bahwa pemalu bukanlah budaya yang melekat pada orang-orang Sunda. Kebiasaan ini lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti lingkungan sosial, pendidikan, dan pengalaman individu.
Faktor lain yang mungkin menyebabkan persepsi ini adalah adanya perbedaan budaya antara masyarakat Sunda dengan masyarakat di daerah lain di Indonesia. Masyarakat Sunda cenderung lebih introvert, lebih tertutup, dan memiliki nilai-nilai kesopanan yang kuat. Hal ini sering kali diinterpretasikan sebagai kekakuan atau kekhusyukan yang salah kaprah sebagai rasa malu.
Namun, jika kita melihat lebih dalam, kita akan menemukan bahwa orang Sunda sebenarnya memiliki kebanggaan dan kepercayaan diri yang kuat terhadap identitas dan budaya mereka. Mereka sangat menjaga adat istiadat dan tradisi leluhur mereka, seperti upacara adat Sunda, tarian, dan musik tradisional. Sekali lagi mereka juga dikenal memiliki sikap ramah dan santun terhadap orang lain.
Pemalu adalah karakteristik yang lebih berkaitan dengan sifat pribadi daripada budaya. Setiap individu memiliki kepribadian yang unik, termasuk tingkat kepercayaan diri dan keterbukaan mereka. Meskipun ada orang Sunda yang mungkin cenderung pemalu, bukan berarti semua orang Sunda memiliki sifat yang sama.
Pendidikan dan lingkungan sosial juga berperan penting dalam membentuk kepribadian seseorang. Sekolah, keluarga, dan lingkungan sekitar dapat mempengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan orang lain. Jika seseorang tumbuh di lingkungan yang mendukung dan memfasilitasi ekspresi diri, mereka lebih mungkin untuk menjadi lebih percaya diri dan tidak pemalu.
Alangkah bijaknya untuk tidak menggeneralisasi dan mengotak-kotakkan orang berdasarkan suku atau budaya mereka. Setiap individu unik dan memiliki pengalaman hidup yang berbeda. Sebagai contoh, ada orang Sunda yang sukses menjadi pemimpin di bidang politik, bisnis, dan seni. Mereka berhasil mengatasi rasa malu atau pemalu yang mungkin ada dalam diri mereka dan menunjukkan keberanian mereka dalam berbagai bidang.
Jadi, isinan atau pemalu bukanlah adat yang melekat pada jati diri orang Sunda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H