Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Suami-Istri Laksana Pakaian

16 Februari 2023   14:35 Diperbarui: 16 Februari 2023   14:45 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari Tebuireng Online

Dalam kehidupan berumah tangga segala sesuatu yang ada di dalam ruang lingkup rumah tangga benar-benar ada dalam keterbukaan.

Keterbukaan suami dan istri adalah suatu keharusan, tidak ada rahasia antara keduanya, benar-benar mengetahui kelemahan atau kekurangan masing-masing.

Orang yang paling tahu kekurangan kita adalah diri kita sendiri dan Tuhan yang menciptakan kita, setelah itu orang yang paling mengetahui kekurangan kita tentunya pasangan kita sendiri baik kita sebagai suami ataupun kita sebagai istri. Pasangan kita mengetahui kekurangan kita dan kita pun demikian.

Setelah itu yang mengetahui rahasia kehidupan kita adalah anak-anak kita, keluarga kita yang terakhir masyarakat umum.

Keterbukaan dalam berumah tangga benar-benar menjadi asas yang paling fundamental.

Allah memberi perumpamaan bahwasanya suami-istri itu laksana pakaian. Istri adalah pakaian bagi suami dan suami adalah pakaian bagi istri.

Mengapa Allah memberikan perumpamaan sepasang suami istri itu bagaikan pakaian tentunya, ada hikmah atau makna tersembunyi dari analogi ini.

Untuk lebih mengetahui dan memahami apa yang harus dikerjakan oleh suami-istri kita harus membuka, menggali  apa makna pakaian yang Allah maksud tersebut dengan merinci fungsi dari sebuah pakaian.

Ada lima fungsi pakaian bagi seseorang;

Pertama, pakaian sebagai penutup aurat.

Pakaian sebagai penutup aurat maksudnya adalah segala sesuatu yang tersembunyi di balik pakaian yang dipakai itu akan menutupi aurat pemakainya.

Aurat kita yang ada di jasad kita tertutupi dengan rapi oleh pakaian yang kita pakai, jadi fungsi pertama dari sebuah pakaian adalah menutup aurat.

Ketika Allah katakan istrimu adalah pakaian bagimu atau sebaliknya bermakna seorang istri harus mampu menjaga aib atau kekurangan suaminya, begitu sebaliknya seorang suami harus mampu menjaga kekurangan aib serta kelemahan istrinya.

Fungsi pakaian menjaga aurat arti sederhananya adalah pasangan harus sama-sama saling menutupi kekurangannya.

Kedua, pakaian sebagai pelindung.

Pakaian sebagai pelindung bermakna dia mampu melindungi fisik seseorang dari cuaca sekitar seperti terik matahari atau hujan, bahkan dari cuaca yang sangat ekstrem seperti dingin sekali.

Dengan pakaian yang di desain tertentu maka pakaian menjadi pelindung bagi yang memakainya dari gangguan-gangguan eksternal seperti baju anti peluru.

Begitu pun sepasang suami-istri satu sama lainnya harus menjadi pelindung, melindungi pasangannya dari hujatan-hujatan dan cemoohan orang lain yang merongrong kehormatannya. Bisa juga melindungi dalam arti fisik saat mendapat gangguan dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan hal-hal yang misalnya.

Suami harus mampu menjaga istrinya dari berbagai gangguan yang ada karena suami merupakan pakaian bagi istrinya dia harus melindungi sang istrinya itulah fungsi pasangan sebagai pelindung.

Ketiga, pakaian sebagai perhiasan.

Pakaian bisa juga berfungsi sebagai perhiasan seperti para raja memakai pakaian kebesarannya, berbeda dengan pakaian pengawal. Pakaian pengawal berbeda dengan pakaian rakyat jelata.

Pakaian merupakan identitas, perhiasan dan kebanggaan bagi seseorang serta menegaskan di level mana dia berada.

Seorang suami harus menjadi pakaian bagi istrinya begitu pun sebaliknya, maknanya adalah suami harus menjadi kebanggaan bagi istrinya begitu pula seorang istri harus menjadi kebanggaan bagi suaminya.

Kebanggaan dalam hal-hal yang bersifat positif yakni akhlak seorang suami harus menjadi kebanggaan istrinya dan akhlak seorang istri adalah kebanggaan bagi suaminya. Itulah kurang lebih makna dari pakaian sebagai perhiasan yang merupakan suatu kebanggaan bagi yang memakainya dan sebagai identitas bagi dirinya sendiri.

Keempat, pakaian sebagai pembeda. Seseorang yang memakai pakaian yang rapi dan sopan membedakan dirinya dengan makhluk lain terutama binatang yang sama sekali tak berpakaian.

Pasangan suami istri yang diibaratkan sebuah pakaian yang bermakna pembeda adalah seorang suami harus mampu membedakan kelakuan dia saat belum mempunyai istri dan setelah dia mempunyai istri.

Perilakunya harus berubah saat dia masih lajang dan saat sudah menjadi kepala keluarga begitupun seorang istri, saat dia menjadi seorang ibu rumah tangga. Maka karakter sebelum dia menikah sama sekali harus berbeda saat telah menikah.

Artinya dalam hal pergaulan harus dibatasi, pergaulan baik tetap dipelihara pergaulan yang sia-sia seperti nongkrong sana - nongkrong sini, main sana - main sini itu harus dikurangi bahkan dihilangkan karena posisi dia sekarang sudah menjadi istri dari seseorang suami.

Kelima, pakaian sebagai penjaga marwah (wibawa) pemakainya. Fungsi pakaian yang kelima ini lebih menekankan bahwa pakaian seseorang itu tanda status sosialnya. Semakin mahal pakaian seseorang, semakin merasa berbeda status sosialnya.

Walaupun agama menegaskan status sosial bukanlah bagian dari sesuatu yang dilirik Tuhan. Namun Allah juga pernah menegaskan bahwa memang antara satu individu dengan individu yang lain dibedakan derajatnya hanya sebagai batu ujian saja.

Maka sepasang suami-istri yang diibaratkan sebagai satu pakaian harus saling menjaga kehormatannya, menerima kekurangan pasangan.

Saat pasangan kita orang biasa-biasa saja tidak berpangkat, tidak cakap, tidak cantik bukan keturunan bangsawan dan lain sebagainya, kita harus tetap menerima karena itu semua adalah ujian bagi sepasang suami-istri tersebut.

Marwah pasangan harus tetap terjaga karena itulah fungsi suami-istri sebagai pasangan satu sama lainnya.

Itulah beberapa di antara fungsi suami-istri yang Allah serupakan dengan sebuah pakaian.

Tentu masih banyak beberapa fungsi lainnya yang lebih umum ataupun lebih spesifik.

Dalam menjaga hubungan rumah tangga agar tetap harmonis, masing-masing pasangan harus memahami fungsi-fungsi tersebut. Walau dalam praktiknya terasa berat, anggap saja itu ujian dan memang benar itu adalah ujian dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun