Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Pandemi Covid Picu Perceraian

22 Oktober 2022   15:27 Diperbarui: 22 Oktober 2022   15:41 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Imbas dari situlah yakni kekurangan ekonomi keluarga menyebabkan ketidaksabaran para istri menuntut kepada suaminya, ini terlihat dari lonjakan permintaan cerai dari pihak istri ke suami di kota-kota di atas.

Nampaknya ini salah satu fenomena terburuk daripada efek pandemi covid.

Di samping merenggut nyawa manusia juga merenggut nyawa sebuah rumah tangga. Sebuah harga yang sangat mahal untuk ditebus.

Kenapa sebagian wanita itu tidak bersabar dalam menjalani proses keluar dari Pandemi ini atau mungkin bukan hanya karena itu saja yakni karena kekurangan pemasukan ekonomi keluarga yang menjadi pemicu keributan yang berujung perceraian.

Mungkin ada satu hal yang mengganjal semacam perbedaan prinsip atau perbedaan cara pandang dalam menjalankan sebuah rumah tangga, akhirnya bahtera rumah tangga yang diikat dengan janji setia karam di samudra pandemi covid.

Fenomena permintaan cerai dari para istri benar-benar sangat menggetarkan hati, bagaimana tidak setiap hari ada banyak antrian para istri mengajukan gugatan cerai terhadap suaminya layaknya antrian saat pembagian sembako atau pembelian tiket dan semacamnya benar-benar pemandangan yang sangat memilukan.

Faktor Pendorong

Ada beberapa faktor pendorong atau penyebab yang memicu terjadinya tuntutan perceraian dari para istri ini, yang sudah jelas adalah tuntutan ekonomi.

Pertama, faktor ekonomi. Tuntutan ekonomi ini memang sangat memukul semua keluarga, bahan-bahan makanan menjadi sangat terbatas karena interaksinya juga dibatasi.

Akibat adanya pandemi covid banyak para suami di PHK, sudah barang tentu menimbulkan terhentinya sumber pendapatan pokok artinya mereka sama sekali tidak mendapatkan penghasilan setelah terjadi pandemi.

Kedua, faktor pendidikan. Faktor pendidikan ini sangat memengaruhi seseorang dalam mengolah wataknya, terutama pendidikan karakternya. Latar belakang pendidikan yang rendah cenderung mengambil jalan pintas dalam setiap problem yang mereka hadapi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun