Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Trend Anak Muda SCBD

19 Oktober 2022   11:42 Diperbarui: 19 Oktober 2022   11:49 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari pixabay.com

Pada pertengahan tahun lalu sekitar bulan Juli masyarakat Jakarta Dihebohkan dengan tingkah laku nyentrik para remaja di Kawasan SCBD.

Mereka lenggak-lenggok di jalanan zebra cross layaknya model papan atas, para remaja ini tidak diketahui dari mana asalnya namun dari hasil wawancara mereka mengatakan bahwa mereka berasal dari daerah sekitar pinggiran ibukota dan sekitarnya.

Kawasan SCBD (Sudirman Central Businesses District) yang dulu sebelum ada kegiatan para remaja ini merupakan kawasan elit yang khusus bagi para karyawan papan atas.

Kawasan SCBD itu dikelilingi oleh gedung-gedung bertingkat, perkantoran dan pusat-pusat perbelanjaan lainnya.

Namun hari itu kawasan elit tersebut berubah total, masyarakat yang kelas atas bergabung bercampur baur dengan masyarakat umumnya.

Bahkan para artis kondang, gubernur Jakarta, Anies Baswedan dan gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil juga mencoba berjalan di kawasan tersebut layaknya model papan atas.

Sehingga Gep antara masyarakat kelas bawah dengan masyarakat kelas atas itu, serasa hilang oleh fenomena ini.

Setiap akhir pekan mereka mengadakan acara Citayam Fashion Week, dengan berbagai macam latar belakang busana mereka lenggak-lenggok di atas zebra cross layaknya di atas cat walk, dan semuanya bebas berekspresi tanpa ada yang melarang.

Sisi positifnya adalah lunturnya gep antara si kaya dan si miskin, antara pejabat, karyawan dan anak jalanan serta pengguna ruang publik lainnya.

Ruang publik itu juga sering disebut ruang ketiga di mana seluruh masyarakat bebas mengekspresikan karyanya. Selain itu juga masyarakat khusus warga sekitar bisa menikmatinya.

Namun fenomena ini juga menyisakan sisi negatifnya yakni banyaknya sampah yang berserakan dari aktivitas anak-anak muda, kemudian ketidakteraturan jalan dan seringkali jalan-jalan penghubung seperti jembatan itu mereka pakai untuk tempat bertidur.

Anak remaja itu tidak sempat pulang malam, mereka tidak bisa pulang malam karena transfortasi penghubung sudah off pukul 22.00 malam.

Di sinilah peran serta pemerintah mengatur ketertiban atas apa yang dilakukan oleh anak-anak muda tersebut, agar tidak mengganggu para pejalan kaki dan masyarakat umum lainnya.

Ekspresi Kejenuhan

Tak bisa dipungkiri bahwa aksi daripada remaja itu merupakan ekspresi dari kejenuhan mereka yang selama hampir 2 tahun negeri ini dilanda oleh pandemi covid 19.

Di antara simpang siur pengumuman dari pemerintah bahwa bolehnya beraktivitas lagi di ruang terbuka.

Namun dengan memakai protokol kesehatan dan berlakunya new normal aktivitas pun serasa kembali membaik.

Hal itu menggembirakan sekali terutama bagi kalangan anak-anak muda.

Tampak sekali ekspresi dari kejenuhan mereka itu, dengan vulgar menampakkan lenggak-lenggok badannya.

Tak jarang dari kalangan LGBT juga hadir di acara Fashion Week itu. Hal ini bisa menjadi bumerang antara ekspresi yang sehat dan ekspresi yang terkontaminasi oleh ide-ide yang akan merusak generasi muda.

Peran siapakah yang harus meluruskan situasi dan keadaan ini?

Peran Orang Tua dan Aparat Pemerintah

Peran orang tua memang sangatlah penting dalam memperhatikan aktivitas anaknya di luar rumah.

Jika kita terlalu memberikan kebebasan terhadap anak-anak kita maka dikhawatirkan berdampak buruk bagi masa depan mereka, karena kita tidak tahu mereka bergaul dengan siapa.

Oleh karena itu fungsi kontrol dari orang tua bagaimanapun juga harus tetap aktif jangan sampai kita kehilangan generasi kita karena keteledoran kita sendiri.

Di samping itu peran serta aparat pemerintahan dengan regulasinya, mereka harus mampu memberi keamanan dan rasa nyaman bagi warga yang langsung ataupun tidak langsung terdampak oleh kegiatan anak-anak muda ini.

Dengan demikian sinergi antara orang tua dan aparat keamanan bisa membawa atau menjalurkan ekspresi anak-anak ke jalur yang lebih positif lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun