Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Belajar dari Retaknya Bahtera Zaid bin Haritsah

5 Oktober 2022   11:20 Diperbarui: 5 Oktober 2022   11:41 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari pixabay.com

Ada yang bilang bahwa rumah tangga itu tidak ada sekolahnya memanglah betul. Di dalam membina rumah tangga tidak ada sekolahnya karena itu setiap orang yang memulai berumah tangga semuanya adalah belajar kemudian belajar dan terus belajar.

Saling pengertian adalah modal utama dalam berumah tangga, hal itu pula yang terjadi di masa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang berlaku kepada anak angkatnya yakni Zaid bin haritsah.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menikahkan Zaid bin Haritsah anak angkatnya kepada Zainab binti Jahsy yang tidak lain adalah sepupu beliau. Akan tetapi di dalam kenyataan berumah tangga antara Zaid bin Haritsah dan Zainab binti Jahsy ini terjadi ketidakseimbangan.

Zaid selalu mengadu tentang ucapan-ucapan dan sikap Zainab, begitu pula Zainab sering berkeluh kesah kepada Rasulullah tentang perkataan dan sikap Zaid.

Namun dengan bijaksana Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menasihati keduanya, dan terus menasihati Zaid bahwa, “pertahankanlah rumah tangga kalian karena itu adalah cobaan dari Allah subhanahu wa ta'ala.”

Tapi hari demi hari yang dirasakan oleh sepasang suami istri ini menjadi tidak mudah dalam menjalankan rumah tangga, akhirnya keputusan yang paling sulit yakni keputusan untuk bercerai mereka jalani.

Apa penyebab sebenarnya retaknya rumah tangga Zaid dan Zainab? tentu ada penyebab yang sangat krusial yang menyebabkan keduanya memilih jalan untuk berpisah.

Bukankah keduanya orang-orang mulia sahabat nabi, tapi kenapa Jalan perceraian yang diyakini bahwa jalan tersebut adalah merupakan jalan yang dibenci oleh Allah mereka tempuh dalam hal ini kita kembali kepada perkataan bahwa pernikahan itu yakni menjalani kehidupan berumah tangga itu tidak ada sekolahnya semuanya berjalan dan mendapatkan pengalaman saat itu juga.

Sekufu atau Sepadan

Sekufu atau kesepadanan memang harus ada dalam menjalani kehidupan berumah tangga.

Bukan berarti sekufu itu sama-sama dalam kualitas kesalehannya saja karena siapa yang meragukan Zaid dengan kesalehannya, siapa yang meragukan Zainab dengan kesalehannya semuanya adalah orang-orang yang Saleh.

Ada sesuatu hal yang menjadi rahasia. Iya, bisa jadi penyebab perceraian antara keduanya adalah karena adanya ketidaksepadanan dalam hal yang lain.

Dalam hal ini sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Zainab adalah seorang keturunan yang bernasab bagus yakni dari keturunan Bani Hasyim.

Kemudian kita tahu bahwa Zaid bin haritsah adalah mantan budaknya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, dengan hal tersebut bisa saja menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Ya, karena ketidaksepadanan tersebut sehingga masalah-masalah kecil menjadi besar.

Tidak menafikan bahwa keduanya adalah manusia biasa seperti Kebanyakan manusia-manusia yang lainnya.

Nama Zaid bin Haritsah pun Allah abadikan dalam firmannya di surat al-Ahzab ayat 37 yang mana Ini menandakan bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberi penghormatan lebih kepada Zaid.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Dan (ingatlah), ketika engkau (Muhammad) berkata kepada orang yang telah diberi nikmat oleh Allah dan engkau (juga) telah memberi nikmat kepadanya, "Pertahankanlah terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah," sedang engkau menyembunyikan di dalam hatimu apa yang akan dinyatakan oleh Allah, dan engkau takut kepada manusia, padahal Allah lebih berhak engkau takuti. Maka ketika Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami nikahkan engkau dengan dia (Zainab) agar tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (menikahi) istri-istri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya terhadap istrinya. Dan ketetapan Allah itu pasti terjadi." (Al-Ahzab 37).

Dan ayat tersebut berlaku di kemudian hari bagi seluruh kaum Muslimin yang menjelaskan bahwa ayah angkat boleh menikah dengan mantan istri dari anak angkatnya. Setelah berlalu kejadian itu maka Rasulullah dinikahkan oleh Allah dengan Zainab binti jahsyin.

5 tahun setelah kejadian itu tepatnya 5 Jumadil Awal tahun ke-8 Hijriah atau tahun 629 Masehi, Zaid bin Haritsah memimpin pasukan sebanyak 3000 orang ke Mutah untuk memerangi orang-orang Romawi dan dia gugur syahid di sana sebagai komandan perang pasukan kaum Muslimin.

Hikmah Kisah Zaid

Tentunya segala hal yang telah berlalu atau terjadi di masa-masa yang telah lalu bisa diambil pelajaran bagi orang-orang setelahnya.

Seperti halnya kisah Zaid bin Haritsah dan Zainab adalah satu kisah pengalaman berumah tangga yang unik.

Bagaimana pun rumah tangga itu ternyata tidak hanya membutuhkan kesalehan saja, selain itu kesepadanan juga harus diperhatikan agar rumah tangga berlanjut dengan kenyamanan.

Kesepadanan ilmu  kesepadanan status sosial dan semacamnya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pun demikian ketika menikah dengan Sayyidah Khadijah.

Maka Sayyidah Khadijahlah yang menurunkan ego ke bangsawannya, ego seorang pemilik kekayaan dan seorang terpandang agar bisa sepadan dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Berbeda jika suaminya adalah seorang yang mempunyai kedudukan status sosial yang tinggi keilmuan yang tinggi atau kesalehan yang bagus, tidak menjadi masalah Mendapatkan pasangan yang tidak sepadan karena si suami.

Suami mampu membimbing istrinya untuk naik derajatnya menjadi sepadan dengan dirinya.

Tentu apa yang berlaku kepada keluarga Zaid bin Haritsah dan Zainab binti Jahsy itu adalah atas skenario Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Semuanya dalam hal ini kita sebagai kaum Mukminin harus tunduk serta taat kepada segala yang telah Allah putuskan.

Bukti kesabaran Zaid bin Haritsah adalah beliau menjadi seseorang yang diberi kehormatan oleh Allah dan sangat disayangi oleh Rasulullah juga sangat dihormati oleh kaum Muslimin yang lainnya karena hanya satu-satunya nama sahabat yang tercantum dalam Alquran yakni hanya Zaid bin Haritsah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun