Dalam perjalanan hidup berumah tangga tentulah ada pasang surut keharmonisan, rumah tangga mana yang tak pernah diuji oleh Allah dengan riak atau gelombang cobaan.
Bahkan sekelas ulama dan para cendekiawan yang notabene selalu mampu memecahkan masalah secara rasional, akal dan pikirannya senantiasa teruji dengan berbagai masalah kehidupan atau disiplin keilmuan yang  mereka geluti.
Tak ayal saat tibanya gelombang ujian melanda rumah tangganya kadang seorang ahli agama pun memutuskan untuk mengambil jalan terakhir yakni menceraikan pasangannya.
Apakah hal tersebut karena kepelikan masalah yang sudah tidak mampu lagi dicarikan jalan keluarnya hingga memilih hal yang dibenci Allah terpaksa dilaluinya.
Mungkin saja iya atau pertimbangan lain untuk menghindar dari kemudaratan yang lebih jika rumah tangga diteruskan.
Saling pengertian adalah salah satu solusi untuk "mengawetkan" rumah tangga.
Sub saling pengertian adalah saling mendengar, jika salah satu pasangan entah itu suami atau istri maka pasangannya haruslah mendengar jangan mencoba untuk menyela pembicaraan agar clear secepatnya segala permasalahan.
Jika sang istri berbicara maka suami jangan merasa gengsi untuk mendengar saran dan keluh kesahnya.
Istri tidak mau suami ikut terlalu dalam mengetahui kehidupan dan kesukaannya sehari-hari, meskipun suami berhak untuk itu.
Namun kepo (Knowing every particular object)Â yang berarti keingintahuan terhadap objek tertentu, untuk sebagian istri sangatlah memuakkan.
Seorang istri tidak ingin diketahui aktivitasnya oleh suami untuk hal-hal tertentu toh dia masih setia dalam melayani suami juga bukan bermaksud mengkhianati suami. Contoh: bergosip tentang teman semasa sekolah, membicarakan hal privasi seorang perempuan dan semisalnya.
Untuk hal-hal tersebut suami tidak perlu tahu detail permasalahannya dan inilah yang membuat istri menjadi kesal "kenapa sih kok kepo amat?"
Pembicaraan tentang masa lalu istri dan teman-temannya memang sangat menggoda keingintahuan suami, namun seyogianya ada batasan di mana saatnya kita mencukupkan diri agar pasangan kita tidak kesal atau tersinggung.
Di mana letak perbedaan kepo dan cemburu buta jangan sampai hal sepele menjadi pemicu retaknya jalinan rumah tangga.
Kepo bisa menjadi pintu masuk bagi suami untuk merasa cemburu tapi bagaimana mengolah rasa cemburu itu agar tidak menjadi cemburu buta sebab jika seseorang sudah dilanda cemburu buta ia tidak mau tahu alasan apa pun yang disodorkan istrinya.
Suami harus benar-benar paham agar tidak kepo tentang sesuatu yang sepele.
Tindakan suami untuk sekedar bertanya seadanya adalah bukti bahwa suami tersebut mengantisipasi diri agar tidak disebut suami dayus.
Apa itu dayus? dalam khazanah Islam dayus adalah sikap acuh tak acuh seorang suami atas sikap istrinya saat dia bergaul bebas dengan orang lain dan meninggalkan peran pokok dia sebagai ibu rumah tangga.
Singkatnya dayus adalah sikap dari pasangan yang tidak mempunyai rasa cemburu terhadap pasangannya.
Fenomena seorang suami yang "menjual" istrinya sangat marak di kota-kota besar.
Suami bertindak sebagai manajer yang menjual sang istri kepada lelaki hidung belang hanya untuk memuaskan hasrat birahinya semata.
Latar belakang ekonomi yang kurang baik memaksa pasangan tersebut menjual diri, na'udzu billah.
Hal tersebut tentunya sangat dicekam oleh agama, sipat kemanusiaan menjadi hilang terganti dengan sipat hewani padahal Tuhan memberi penghormatan terhadap hambanya dengan sipat kemanusiaan itu.
Keingintahuan suami akan aktivitas istri adalah suatu kewajaran asal jangan berlebihan. Juga seorang istri hendaknya tidak menyembunyikan sesuatu yang mencurigakan untuk pasangan.
Ada pun hal-hal sepele yang menjadi menu keseharian dalam kehidupan rumah tangga hendaklah biarkan saja.