Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, dan keluarga Imran melebihi segala umat (pada masa masing-masing),"
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 33)
Sungguh bahagia sekali orang-orang yang terpilih ini, namun tidaklah sampai derajat mereka diposisi tersebut kecuali melalui berbagai rintangan dan perjuangan semasa hidup dalam menegakkan hukum-hukum Allah.
Adam  adalah bapak moyang  manusia sekarang, ada juga yang berpendapat bahwa Adam bukanlah manusia pertama penghuni bumi ini, sebelumnya ada makhluk sejenis manusia yang hidup di muka bumi ini.
Diakui bahwa Adam adalah homo sapiens pertama yakni makhluk cerdas pertama yang menghuni bumi ini.
Namun kejadian Adam sebagai manusia pertama masih kontroversi bagi sebagian arkeolog dan ahli tafsir.
Dari bukti-bukti arkeologi yang pernah ditemukan bahwa manusia purba memang telah lahir jauh sebelum Adam.
Allah memilih Adam sebagai nabi dan rasul di masanya karena Adam adalah makhluk cerdas pertama yang menguasai berbagai pokok ilmu yang dibutuhkan untuk bertahan hidup lebih dari makhluk lainnya.
Selain itu tugas utama sebagai manusia adalah penghambaan diri terhadap sang pencipta, Adam  pun menguasainya.
Kecakapan Adam dalam berbagai pengetahuan telah diujikan oleh Allah di depan para malaikat, semua mengakui kecerdasan Adam namun sayang seribu sayang Iblis menolak untuk sujud kepada Adam.
Atas kedengkian Iblislah kemudian Adam terusir dari surga. Sebelum Adam turun ke bumi  Allah membekali "kalimat" di mana dengan kalimat itu Adam dan anak cucu keturunannya akan kembali dengan selamat ke surga.
Itulah sebagian catatan tafsir dari Ibnu Katsir. Allah memilih Adam sebagai khalifah di muka bumi ini semua memang dalam skenario besar Allah.
Kesalahan Adam dengan melanggar aturan Allah semata membuktikan karakter asli seorang manusia dan taubatnya Adam juga menunjukkan apa yang seharusnya manusia lakukan tatkala melakukan kesalahan.
Pembangkangan Iblis akan perintah Allah adalah gambaran sipat yang harus dihindari oleh Adam dan keturunannya, sementara kritis dan penurutnya para Malaikat adalah gambaran bagi Adam dan anak keturunannya untuk selalu taat kepada perintah Allah.
Oleh karenanya Allah Ta'ala memilih Adam untuk menjadi wakil Allah di bumi. Pilihan Allah tentunya terbaik yang harus dijadikan teladan oleh generasi berikutnya, bagaimana Adam begitu mengasihi dan menyayangi istrinya, mendidik anak-anaknya agar taat kepada Allah dan teladan lainnya.
Tokoh selanjutnya yang Allah pilih adalah Nuh seperti banyak dikisahkan bagaimana nabi Nuh menjadi nabi sekaligus rasul Allah yang kedua setelah nabi Adam, perjuangan nabi Nuh mendidik istri dan anak-anaknya semua diceritakan dalam al-Quran.
Kita bisa mengambil teladan dari nabi pilihan Allah ini. Kegigihannya dalam mengajak umat kembali ke jalan Allah tidak diragukan lagi, walau di saat yang sama dihadapkan dengan keadaan keluarga yang menjadi duri dalam daging di kegiatan dakwahnya.
Istri dan salah seorang anaknya menolak dakwahnya. Namun sang nabi tetap kukuh dalam pendiriannya selama 950 tahun berdakwah mengajak umat hanya segelintir orang saja yang mengikuti seruannya.
Sampai tiba saatnya banjir bandang menyapu semua dataran dan menenggelamkan gunung-gunung yang menjulang.
Nuh sabar dalam ketaatan itulah sebabnya Allah memilih dia sebagai salah satu utusan di antara para utusan yang terpilih.
Selanjutnya Allah Ta'ala memilih Alu Ibraahim yakni keluarga besar Ibrahim alahimus salam.
Keluarga Ibrahim memang patut dijadikan teladan dari mulai cara dakwah Ibrahim terhadap ayahnya. Bagaimana kedua istrinya yakni Sarah dan Hajar begitu setia mengembangkan dakwah dengan suaminya.
Ismail dan Ishak kedua putra Ibrahim yang kelak menjadi utusan Tuhan. Ishak menurunkan Yakub, menurunkan Yusuf serta para nabi dan rasul lainnya.
Alu Ibraahim terpilih karena kegigihan mereka dalam memperjuangkan syariat Allah Ta'ala.
Ibrahim sebagai bapak tauhid menanamkan dasar-dasar keyakinan tentang satu Tuhan atau monoteisme.
Kelak di kemudian hari selepas Ibrahim wafat ajaran tersebut berkembang membelah dalam dua klan besar yakin turunan Ismail dan Ishak
Perjuangan para penerus risalah inilah yang membuat Allah memilih mereka dengan status derajat di atas umat yang lain.
Keluarga besar Ibrahim menjadi teladan bagi keluarga kita hari ini.
Sampailah keturunan nabi Ibrahim kepada Imran bin Matsan yang silsilah nasabnya sampai ke Sulaiman bin Daud  kenapa Alu Imran menjadi keluarga pilihan Allah keistimewaan apa yang ada pada mereka.
Imran bin Matsan ini adalah ayah kandung Maryam ibunda dari Isa  belia adalah imam sekaligus pemilik tempat ibadah kala itu.
Pada waktu itu juga hidup sezaman dengan nabi Zakaria yang merupakan sepupu Imran. Keluarga Imran merupakan keluarga yang saleh. Menjadi pilihan Allah di antara para nabi sebelumnya.
Lantas pertanyaan besarnya apakah Imran seorang nabiyullah, tidak ada keterangan yang menjelaskan tentang itu namun kita percaya posisinya sebagai orang yang saleh sehingga Allah menempatkannya di antara hamba-hambanya saleh lainnya.
Ketaatan dan keteladanan keluarga Imran menjadi uswah hasanah bagi generasi selanjutnya. Bagaimana istri, anak dan cucunya selalu melibatkan Allah dalam setiap urusannya.
Empat sosok teladan yang Allah pilih tersebut memiliki derajat yang lebih di atas umatnya kala itu. Dan teladannya bisa kita terapkan saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H