Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Bisakah Kita Menjadi Orangtua Idaman?

17 Juni 2022   16:22 Diperbarui: 17 Juni 2022   16:45 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Persepsi buruk orang tua akan selalu diingat sang anak sepanjang hidupnya.

Dalam benak anak berpikir "Aku anak nakal, Aku anak yang susah diatur."

Bagi orang tua yang minim pengetahuan bagaimana cara mendidik buah hati, mereka akan memosisikan anaknya sebagai orang dewasa padahal anak bukanlah miniatur orang dewasa.

Ilmu psikologi perkembangan mengatakan bahwa anak mempunyai fase-fase tertentu dalam kehidupannya.

Dari mulai masa bayi, kanak-kanak, pubertas hingga adolesen. Orang tua harus mampu menyikapi situasi sang anak sesuai dengan fase masanya.

Jika tidak banyak sekali anak yang brutal dan berontak dari proses salah asuh tersebut.

Tentu tidak semua orang tua cakap dalam pengetahuan cara mendidik anak.

Dalam mendidik anak orang tua di Indonesia masih menggunakan kekerasan baik fisik ataupun psikologi.

Berdasarkan data Statistik Ketahanan Nasional Badan Pusat Statistik (BPS) kekerasan orang tua terhadap anak di angka 54,08 persen, data tahun 2012.

Sementara berdasarkan hasil baseline survei dari Wahana Visi Indonesia (WVI) pada tahun 2017 masih ada 89,8 persen orang mendidik anaknya dengan kekerasan.

Dari data-data tersebut memang terlihat miris sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun