Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dakwah Pelosok Persatuan Islam (Persis)

19 Februari 2022   11:30 Diperbarui: 19 Februari 2022   11:31 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelumnya Persatuan Islam (Persis) concern berdakwah di masyarakat perkotaan dan kalangan terpelajar, sebagaimana yang dilakukan para perintis organisasi.

Pada dekade selanjutnya PERSIS mulai merambah ke dakwah pelosok. Berdasar amanat muktamar XIV pada bulan November 2015 Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP. Persis) memulai mengirimkan dai ke pelosok Nusantara sebanyak 13 dai.

Sebelumnya mereka yang dikirim merupakan mahasiswa yang mengenyam pendidikan reguler di Sekolah Tinggi Agama Islam Persatuan Islam (STAIPI) Garut.

Salah satu tujuan dikirimnya para dai ke pelosok daerah adalah agar warga mendapat pencerahan dalam hal ilmu agama kata Ustadz Aceng Zakaria pada kesempatan melepas dai pelosok.

Kurangnya jumlah dai di pelosok menjadi salah satu penyebab Persis menggulirkan program dai pelosok ini.

Kesenjangan jumlah dai antara pulau-pulau besar di luar Jawa begitu besar sehingga berpotensi banyak daerah selain pulau Jawa sangat membutuhkan dai.

Antusiasme warga dalam menerima dan menyambut dai dari luar daerah terlihat ketika program dakwah pelosok yang hanya satu tahun ini membuat para warga binaan meminta agar para dai untuk tidak meninggalkan mereka.

Warga pelosok sangat begitu haus akan keilmuan terutama ilmu agama.

Persis sebagai organisasi dakwah sangat memperhatikan sekali minat para warga binaan, Ustadz Aceng Zakaria sebagai ketua umum Persis mengatakan untuk program selanjutnya diusahakan mampu melipat gandakan jumlah dai yang dikirim ke daerah pelosok.

Sangat miris memang jumlah Muslim yang melek baca tulis Alquran di pelosok tanah air masih terbatas, padahal secara jumlah orang Islam sebagai golongan mayoritas di negeri Indonesia ini.

Dari total jumlah warga Indonesia yang beragama Islam hanya 35 persen saja yang bisa membaca Alquran, alhasil sekitar 65 persen umat Islam Indonesia tidak bisa baca Alquran.

Miris memang jangankan hafiz Alquran, untuk mampu membaca pun masih sulit.

Dakwah Persis di Pelosok Sumatera

Pada Juli 2013 dakwah pelosok Persis yang diwakili oleh Pemuda Persis mulai merambah wilayah Sumatera Selatan, tepatnya di desa Tegal rejo kecamatan Belitang kabupaten Oku Timur -- sebuah daerah pelosok Sumsel berjarak sekitar 180 Km dari kota Palembang. --

Kegiatan yang diselenggarakan berupa pengajian rutin pekanan untuk masyarakat umum dan kegiatan belajar mengajar anak-anak.

Namun seiring geliat dakwah di Belitang kristenisasi juga tak kalah masifnya.

Mereka memiliki sarana pendidikan yang bisa dibilang representatif, sebuah Rumah Sakit besar berdiri di tengah kota.

Ironis memang mayoritas penduduk Belitang adalah Muslim. Inilah tampaknya salah satu alasan terpenting Pemuda Persis untuk mengirimkan dai ke Belitang.

Berbasis di sebuah Masjid jamik di desa Tegalrejo Pemuda Persis memulai kegiatannya.

Walau sudah ada sebelumnya pondok pesantren yang menerapkan metode seperti PM Darussalam Gontor, pengaruhnya bagi warga Belitang tidak begitu signifikan mungkin karena letaknya jauh di pelosok desa Sidogede.

Diharapkan kehadiran Pemuda Persis di Belitang mampu memberikan gebrakan dakwah bagi masyarakat sekitar.

Geliat kristenisasi di Belitang menggambarkan lemahnya peran dakwah Islam, Belitang masih sepi dakwah Islam.

Guna meminimalisir keterbelakangan ini peran serta dai Pemuda Persis sangat diharapkan sekali. Membina pola pikir warga agar lebih visioner dalam memahami Islam.

Pemuda Persis juga diharapkan memberikan pengajaran yang intensif dan kontinu bagi warga Belitung dan tidak meninggalkan mereka sebelum mencetak kader yang memiliki visi sama dengan Pemuda Persis.

Saat controlling dalam program pengiriman dai ke-dua PP Pemuda Persis, semangat warga Belitang terlihat melemah.

Sangat dipahami karena pembinaan satu tahun oleh Pemuda Persis sebelumnya sangatlah belum memadai untuk menciptakan sebuah iklim beragama yang kondusif.

pengajian-pengajian banyak ditinggalkan kembali, KMB anak-anak pun tak semarak lagi hal tersebut terjadi karena kekurangan SDM dai di masyarakat Belitang.

Di lain tempat Pemuda Persis mengirim apa yang disebut sebagai kafilah du'at, rombongan dai ini menyasar ke pedalaman pulau Nusakambangan.

Kegiatan para dai di sana adalah mengajar masyarakat sekitar dari mulai orang tua, pemuda dan anak-anak.

Lebih jauh lagi Pemuda Persis berharap suatu saat akan terbentuk kader mandiri dari benih warga asli Nusakambangan agar dakwah lebih mudah dan percepatan dakwah akan tercapai.

Pemilihan lokasi Nusakambangan berdasar pada zona yang telah ditetapkan Bidang Dakwah PP Pemuda Persis.

Data tersebut berdasarkan indikator seperti daerah rawan pemurtadan dan aliran sesat, awam terhadap pengetahuan agama, hidup di bawah garis kemiskinan parah, minimnya fasilitas penting kehidupan semisal sekolah, pusat kesehatan, dan sebagainya.

Sejatinya jejak dakwah pelosok Persatuan Islam (Persis) ini bukan untuk memahat sejarah dakwah saja lebih dari itu pemerataan pemahaman terhadap Islam dapat dirasakan oleh masyarakat pelosok negeri.

Wallahu alamu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun