Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Makna "Pertolongan Allah Itu Sangat Dekat"

26 Juni 2021   11:50 Diperbarui: 26 Juni 2021   12:03 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Saat manusia merasa dirinya rapuh dan lemah, maka sandaran satu-satunya yang ada ialah pasrah sepenuhnya kepada Tuhan.

Tapi terkadang egoisme manusia selalu menghalangi atau membodohi hati nurani sendiri.

Timbullah rasa bisa berusaha meraih apa yang diinginkan tanpa bantuan orang lain, sekalipun bantuan Tuhan.

Keluar dari karakter sejatinya seorang makhluk, namun nurani tak bisa dibohongi. Bahkan  di tengah kesendirian hati itu menemukan sandarannya.

Mengeluh kepada Tuhan, siapa tahu Dia akan mengabulkan segala keinginannya dan menjawab semua gundah-gulanahnya.

Dan karakter manusia pun muncul ketika do'a nya tak segera dikabul. Manusia sebagai makhluk yang mempunyai sifat tergesa-gesa, ingin mewujudkan apa di minta sesegera mungkin, instan kalau bisa.

Kadang ia lupa bahwasanya manusia diciptakan melalui proses "evolusi." Maka hukum alamnya pun akan berlaku begitu selamanya.

Tidak ada yang instans dalam kehidupan ini semuanya serba berproses, adapun permohonan (do'a) kita kepada Tuhan dikabulkannya juga tidak simsalabim. Ada 3 proses pengkabulan permohonan seseorang terhadap Allah.

Pertama, dikabulkan langsung dalam arti waktunya  dekat, dari mulai dia memohon sampai dengan dikabulkannya itu tidak terlalu lama.

Kedua, dikabulkan di dunia ini ketika dia masih hidup, artinya waktu nya bisa lama namun kondisi sang pemohon masih hidup. Biasa dikabulkan do'anya ketika dia layak menerima apa yang dia minta.

Ketiga, dikabulkan do'anya nanti di akhirat, artinya do'anya ditangguhkan kemudian hari di yaumal hisab sebagai amal soleh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun