Diantara petikan berita di atas hanya sedikit bedanya, yaitu institusi media, titi mangsa, dan tulisan ‘Indonesia Mencarai Bakat' di Kapanlagi.com ditulis dengan huruf kapital. Begitupun dengan penutup berita, kedua situs tersebut menampilkan kalimat dan kata-kata yang serupa:
Kompas.com:
Rumingkang berhasil menampilan konsep baru dalam tari Jaipong dianggap tidak menarik, kuno, dan kampungan, khususnya bagi kalangan remaja dan anak-anak, dengan gayanya yang memukau.
Kapanlagi.com
Rumingkang berhasil menampilkan konsep baru dalam tari Jaipong dianggap tidak menarik, kuno, dan kampungan, khususnya bagi kalangan remaja dan anak-anak, dengan gayanya yang memukau.   (ant/npy)
#
Di era konglomerasi media seperti sekarang, sebetulnya tidak heran dan tidak menjadi masalah karena hal tersebut adalah hak intelektual dari Institusi media. Ketika salah satu berita yang ada di Kompas.com kemudian tampil juga di Tribun Jabar misalnya, karena Media tersebut masih satu jaringan. Namun ketika satu berita dipublish juga di Media lain tentu hal ini akan bermasalah, seperti halnya jika artikel yang kita kirimkan pada satu media tidak boleh dikirim ke media lain, karena takut-takut kedua media yang kita kirimi artikel yang sama, sama-sama memuat artikel kita yang itu-itu juga. Apalagi bagi pembaca sendiri, barangkali merasa tidak ada yang lebih antara satu berita dengan berita lainnya karena sama isinya.
Oleh karena itu, karena saya kurang faham akan keberadaan media tersebut, maka saat itu saya langsung kirim pesan ke Admin Kompasiana beserta dengan alamat link berita tersebut, untuk mendapatkan jawaban yang pasti. Begitupun saya mencari info grup-grup Kompas, namun tidak saya temukan keterkaitan antara Kompas dan Inilah.com. Namun sayang pesan yang saya kirim ke Admin Kompasiana tersebut tidak dijawab oleh Admin, barangkali sibuk sehingga tidak sempat menjawab apa yang saya tanyakan tersebut. Akhirya melalui media Kompasiana ini saya bertanya, mudah-mudahan Admin atau orang yang berkepentingan di Kompas dapat membacanya. Apakah Kompas dan Kapanlagi.com bersaudara?
Jika pun memang bersaudara tidaklah menjadi masalah, namun jika institusi ini memang lain saudara tentu kita sangat menyayangkan plagiat berita yang dilakukan, entah oleh siapa, apakah oleh wartawan Kompas atau wartawan Kapanlagi.com.
Sebagai kompasianer yang bernaung dalam paying Kompas, tentu kita tidak ingin Rumah Kompasiana ataupun Induknya, kompas diisi oleh plagiator, termasuk wartawannya sendiri. Apalagi selama ini kita mengkampanyekan dengan giat terhadap palagiasi, baik oleh kompasianer sendiri ataupun oleh Admin Kompasiana. Untuk itulah melalui media ini saya atau barangkali kami meminta penjelasan kepada Admin atau pihak berkepentingan di Kompas, jangan-jangan di antara wartawan Kompas ada yang tidak jujur dan melakukan plagiasi atau meminta berita kepada kawan wartawannya, sehingga hal tersebut dapat merusak citra Kompas sendiri sebagai Induk dari Rumah Sehat Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H