"dia mengatakan bahwa apabila telah tiba di Madinah maka orang terpandang akan mengusir orang hina"
 Usaid berkata "Engkaulah , Hai Rasulullah. Demi Allah, engkaulah yang akan mengusirnya jika engkau mau. Dialah yang hina dan engkaulah yang mulia". Usaid melanjutkan "Hai Rasulullah, kasihanilah dia. Demi Allah dia telah mengirimmu. Semula kaum Ubay telah merangkai batu sapir supaya dikenakannya sebagai mahkota. Jadi dia berpandangan bahwa engkau telah merampas kerajaannya."
Kemudian diturunkanlah surat yang menceritakan Ubay dan kaum munafik serta orang-orang yang seperti mereka. Setalah ayat ini turun, Rasulullah saw memegang telinga Zaid bin Arqam seraya bersabda "orang inilah yang Allah telah menyempurnakan penjelasan melalui telinganya". (HR. Tirmidzi)
2. Abu Lahab bin Abdul MuthalibÂ
"Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia! Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka). Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah). Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal" . Qs. Al-Lahab: 1-5
Nama alengkapnya ialah Abdul Uzza bin Abdul Muthalib. Dia sering juga dipanggil Abu Utbah. Dan dia dinamai Abu Lahab, karena wajahnya bercahaya. Keluarganya suka meamanggil Abu Lahab, karena kilauan dan ketampanan wajahnya. Allah mencegah niat mereka untuk memanggil Abu Nur. Allah melancarkan lidah mereka untuk memanggilnya dengan Abu Lahab 'bapak kilauan cahaya api'.
Kata Lahab ini hanya digunakan untuk, menunjukan sesuatu yang buruk dan tidak disukai, yaitu api neraka. Kemudian Allah menjadikan hal  itu sebagai kenyataan dengan menjadikan neraka sebagai tempat tinggalnya.
 Ibnu Abbas r.a berkata: "ketika diturunkan ayat, ''Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat ' , Rasulullah pergi lalu naik ke Bukit Shafa. Dia berseru, 'Hai orang-orang yang menikmati pagi!'"
 Lalu orang-orang berdatangan mengelilinya. Nabi bersabda "Hai saudaraku, Bagaimana menurut pendapat kalian jika aku memberitahukan kepada kalian bahwa seekor kuda muncul dari kaki bukit ini, apakah kalian akan mempercayaiku?"
Mereka menjawab 'kami tidak pernah didustai olehmu'
Beliau melanjutkan, 'aku memperingatkan kepada kalian bahwa dihadapanku ada azab yang besar.