Memang terlihat sangat jauh berbeda antara baas dua negara ini,namun saya yakin ke depan dengan sedang di bangunnya fasilitas lintas batas di Entikong akan lebih baik dari sekarang.
Menurut Pak Minggu, pemandu kami selama di Entikong bercerita tentang kehidupan di perbatasan seperti apa. Pria yang berdarah dayak dan melayu ini merupakan salah satu
 kepada dusun di Entikong ini. Menurutnya sekitar 75 % yang lalu lalang di Lintas Batas ini adalah tenaga kerja Indonesia, terutama buruh kasar. Banyak Warga Negara Indonesia bekerja di Malaysia untuk bisa merubah nasib mereka, karena upah di negeri Jiran lebih tinggi dibandingkan dengan di Indonesia.
Di lihat jarak antara Entikong Pontianak dan Entikong Kuching memang lebih dekat ke Kuching, dengan hanya satu jam sudah sampai ke Ibukota Sarawak. Untuk hal urgent penduduk Entikong memang untuk pelayanan kesehatan dan lain lain. Karena lebih dekat sehingga pelayanan lebih cepat tertangani. Dan diakui juga oleh Pak Minggu, bahwa pelayanan di Malaysia itu sudah lebih baik, terutama untuk pelayanan Rumah Sakit, mereka akan menangani kasus terlebih dahulu tidak ada hambatan administrasi.
Â
Aura semangat dari penduduk Entikong tergambar dari sosok Rina dan kawan kawanya yang mengharapkan bantuan buku bacaan untuk anak anak di Entikong. Selain itu juga semangat diperlihatkan oleh Pak Minggu, walaupun kita kalah dalam fasiilitas dengan tetangga sebelah, namun mempunyai suatu keyakinan suatu saat Indonesia akan lebih baik.
walau bagaimanapun sisi Entikong akan jauh lebih Indah(dok Pribadi)
Sebagai warga negara Indonesia, walaupun keadanya sederhana tetap berfoto di sisi Indonesia membuat bangga. Bahwa Indonesia itu sangat indah dari berbagai sudut. Indahnya Indonesiaku tidak akan menjadi kenyataan jika penduduknya tidak mencintai alam Indonesia. Inilah negeriku Indonesia
Saya tetap cinta tapal batas Entikong........
Entikong -Tayan
Perjalanan pulang menuju Pontianak melalui jalur Tayan formasi Dudi Driver, Unggul Navigator dan Benny Penumpang, formasi ini sampai Jembatan Tayan. Perjalanan kali ini sangat spesial dengan kondisi jalan yang tidak mulus, di tambah dengan hujan yang menyertai perjalanan ini. Makin seru dan harus lebih fokus lagi dalam mengendarai mobil. Dan ternyata Datsun Go di bawa di medan yang cukup berat seperti ini suspensi masih sangat nyaman sekali. Walaupun jalan berbatu dan tidak rata, menurut teman bahwa jalan yang kemarin dilewati itu sudah sangat baik sekali, dulu penuh dengan kubangan air jalur Tayan ini. Memang lebih dekat menuju Pontianak dibandingkan jalur Ngabang yang agak melingkar. Di sini di uji ketangguhan Datsun Go, medan tidak rata pun suspensi sangat ok. Ini perjalanan yang sangat berkesan sekali, selain panorama indah kita juga mendapatkan pengalaman yang sangat baik dengan mobil datsun go ini.
Untuk menghilangkan penat, mampir di SPBU untuk melaksankan sholat Magrib dan ngopi ngopi biar fresh karena perjalanan masjih panjang menuju Pontianak.