Sebelum check In ke hotel, panitia memberikan games menarik untuk ddestinasi terakhir di hari pertama ini Pecinan Pontianak. Para Risers akan diberikan uang sebesar Rp 55.500 untuk dibelikan barang yang bermanfaat dan sebanyak mungkin itemnya, dengan tidak lebih dan tidak kurang dengan disertai nota pembelian.
Peserta diberikan waktu terbatas untuk menghabiskan uang tersebut. Awalnya kami bingung akan membeli apa dengan uang segitu, namun setelah melihat obral buku mewarnai. Kami memutuskan untuk membeli buku mewarnai sebesar Rp 5.500 cukup untuk 3 buku dan kami tawar pedagangnya yang seharusnya Rp6.000, alhamdulillah deal dengan pedagang. Plong rasanya uang pecahan Rp 500 sudah keluar. Selanjutnya kami mencari toko buku lain untuk membeli pensil mewarnai, dan setelah tawar menawar deal harga Rp 5.500 / kotak pensil, kami membeli sebanyak 8 set total Rp 44.000 dan sisa uang kami tinggal Rp 6.000 dan kami belikan kembali buku mewarnai sebanyak 4 buah.
Tuntas sudah tantangan ini kami selesaikan dalam waktu 30 menit. Kenapa buku dan pensil warna yang di beli, karena kami ingin berbagi besok dengan anak anak di Rumah Panjang desa Saham. Jadi sekallian untuk program CSR Tim Buddy ini.
Hari pertama di tutup dengan manis, TIm Buddy memenangkan tantangan Belanja Rp 55.500 di Pecinan.
Hari Kedua
Hari ini perjalanan menuju Kabupaten Landak dengan Ibukota Ngabang, nama Landak berasal dari Bahasa Belanda yang terbagi menjadi dua suku kata Lan dan Dak, LAN artinya Pulau dan DAK artinya Dayak, oleh sebab itu mayoritas penduduk aslinya adalah Suku Dayak. Nah Rumah Adat suku Dayak yang masih ada di sini, tepatnya di Desa Saham Kecamatab Sengah Temila.
Perjalanan ini kurang lebih sekitar 200 km dari Pontianak menuju Ngabang, sekitar pukul 12 siang kami sampai di Rumah Panjang dan langsung disambut oelh Pak Panus selaku Sekretaris Desa dan anak anak SD Negeri 12 Saham.
Secara singkat Pak Panus menjelaskan tentang Rumah Panjang ini, ada 40 Kepala Keluarga yang mendiami Rumah ini panjangnya kurang lebih 180 meter lebar 10 meter. Rumah ini di huni secara turun temurun oleh suku Dayak, pertama di bangun tahun 1875 p sudah sangat tua sekali. Ada tiga bagian dari rumah panjang ini pertama teras atau yang disebut pante, kedua ruang tamu atau samik, dan ketiga ruang keluarga (kamar) yang rata-rata berukuran 6 meter x 6 meter. Di Samik terdapat pene, semacam meja berukurang 3 meter x 3 meter dengan tinggian sekitar 0,5 meter sebagai tempat duduk saat menerima tamu. Bahkan Pene dijadikan tempat tidur bagi tamu yang menginap.
Kedatangan kami ke Rumah adat ini untuk berbagi dengan masyarakat yang ada disana, Datsun Indonesia sendiri memberikan donasi sebesar Rp 5.000.000 untuk masyarakat di sini. Kami para Risers mempunyai program masing masing dalam berbagi di rumah ini. Tim Buddy akan memberikan buku bacaan bagi anak anak SDN 12 Saham Khususnya dan Anak anak Rumah Panjang pada umumnya. Sebelum membagikan buku bacaan, Kak Benny bercerita tentang kisah dukuh dengan melibatkan anak anak dalam cerita tersebut dengan menggunakan sarung.