Mohon tunggu...
ADU
ADU Mohon Tunggu... Petani - Petani pembelajar

Penyuka novel, film, musik dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Melatih Public Speaking untuk Anak

27 Oktober 2022   08:15 Diperbarui: 27 Oktober 2022   17:19 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halooo teman-teman...

Siapa disini yang sering melatih public speaking anak-anak? Apa masih pada bingung ya? hehehe...

Melatih public speaking anak-anak memang suatu tantangan karena tidak semudah memberitahukan tips dan triknya kepada orang dewasa. Gaya bahasa pun harus disesuaikan dengan usia mereka. Karena tidak mungkin kita menjelaskan dengan gaya bahasa orang dewasa. Apalagi dunia mereka masih dunia bermain... Yaa kaan??? hehehe...

Sebetulnya anak-anak sudah rutin juga public speaking dengan meminta makan, minum, bercerita kegiatannya dan lain-lain. Hanya mereka sebagian besar masih merasa malu jika berhadapan dengan orang lain yang baru dikenalnya. Naahh, coba terapkan beberapa cara berikut:

1. Ajari cara berkenalan dengan orang lain. Bisa diminta menyebutkan nama, usia, sekolah dan kesukaannya apa. Kesukaan ini macam-macam ya. Ada yang hobi, makanan, minuman, warna, buah, benda dan lainnya. 

2. Mintalah anak untuk bercerita dengan topik yang asik seperti hobi, kegiatan di rumah, kegiatan di sekolah, bermain, liburan dan lainnya. Kalau mereka malu, bisa dipancing dengan pertanyaan:

a.  Kakak/Adek tadi di sekolah ngapain aja?

b. Kakak/Adek gimana kemarin liburannya seneng gak?

c. Kakak/Adek buah yang sering dimakan apa sih? dan lainnya...

Dengan dipancing demikian, biasanya anak-anak mulai menceritakan pengalaman yang pernah mereka lakukan. Ketika terjadi jeda dalam bercerita, pancing lagi dengan pertanyaan yang lainnya.

3. Ajari anak untuk menunjukkan ekspresi wajah. Contohkan beberapa ekspresi wajah seperti sedih, kesal, marah, bahagia, murung, penasaran, berpikir dan ekspresi wajah lain yang biasanya sering mereka tunjukkan saat berkegiatan sehari-hari. Bisa disampaikan kalau nanti anak bercerita untuk menunjukkan ekspresi wajahnya.

4. Ajari anak menggunakan gerakan tangan ketika bercerita. Gerakan tangan bisa dengan meminta anak-anak membentuk sesuatu seperti lingkaran, persegi, panjang, kecil, besar dan lainnya. Bisa dikolaborasikan dengan topik tertentu. Contohnya:

"Kakak/Adek tahu hewan gajah dan semut? Kalau gajah besar, kalau semut kecil. Ayo coba gerakin tangannya, gimana kalau besar tangannya? Kalau kecil gimana?"

atau

"Kakak/Adek kalau lagi sikat gigi tangannya gimana ya? Kalau makan? Kalau menyapu?"

atau

"Kakak/Adek pernah lihat ular sama cacing? Panjangan ular apa cacing? Okee, panjang ular ya. Kalau panjang gimana tangannya? Terus cacing lebih pendek, gimana tangannya?"

5. Ajaklah anak untuk ice breaking. Naahhh, syarat ice breakingnya antara lain sesuaikan usia, alat dan bahan mudah didapat, tidak berbahaya, memberikan edukasi seperti kerjasama dan kreativitas. Contohnya dengan ajakan tepuk tangan, berhitung, tebak gambar, tebak lagu, mengikuti gerakan, mengikuti suara dan lainnya. Tujuannya apa? Kegiatan ini supaya anak menjadi enjoy dan happy. Saat kegiatan ini berlangsung, sampaikan saja bahwa anak-anak kalau bersama teman/saudara boleh lho ajak mereka untuk melakukan games. Hehe...

6. Mintalah anak untuk menceritakan suatu objek yang ada di sekitarnya. Bisa bercerita suatu benda belinya dimana, diberi oleh siapa, warna apa, kegunaannya apa dan lain-lain yang berkaitan dengan benda yang dipilih. Objek lainnya bisa berupa gambar. Tunjukkan suatu gambar lalu biarkan anak bercerita tentang gambar yang dilihat. Sebelumnya kita bisa memberikan contoh cerita dulu ya ke anak-anak supaya mereka paham dan mudah untuk praktek.

7. Ajari anak untuk mengajukan pertanyaan. Biasanya anak-anak bingung kalau disuruh bertanya. Rata-rata menjawab dengan tidak punya pertanyaan atau malu atau tidak tahu. Hehehe... wah waahh...mereka memang masih polos teman-teman. Tapi, itu bukan masalah. Coba berikan contoh pertanyaannya dan ajak anak mengatakan pertanyaan tersebut. Cara tersebut cukup ampuh untuk memancing pertanyaan-pertanyaan lain dari anak-anak.

8. Ajari anak mengucapkan salam, terima kasih dan mohon maaf yaaa... Ketiga hal ini penting untuk mengajarkan etika. Sampaikan ke anak-anak bahwa sebelum dan setelah bercerita sampaikan salam ya. Bisa selamat pagi kalau pagi, selamat siang kalau siang, selamat malam kalau malam atau salam lainnya. Kemudian ajari mengucapkan terima kasih dan mohon maaf saat bercerita. Contoh sederhananya "terima kasih ya teman-teman sudah mau dengerin cerita aku" atau "Maaf ya kalau ceritaku buat sedih".

9. Bacakanlah dongeng anak-anak supaya mereka terbiasa untuk mendengarkan cerita. Selain itu, juga melatih fokus dan daya ingat anak-anak. Saat mendongeng usahakan berikan intonasi yang sesuai, tidak terlalu cepat, ekspresikan wajah, memakai gerakan tangan serta gunakan suara yang berbeda antar tokoh dalam cerita. Selanjutnya, berikan pertanyaan kepada anak tentang isi dongeng tersebut atau mintalah anak mennyampaikan dongeng itu kembali secara singkat.

Okeeyyyy, gampang bukan cara-cara diatas? hehehe...

"Tidak ada anak yang bodoh, yang ada hanya mereka belum mendapatkan guru yang tepat"

Jadi coba ajari pelan-pelan, sabar, jangan memaksa dan pahami karakternya. Poin pentingnya adalah buatlah anak seenjoy mungkin dengan keadaan ketika akan bercerita. Bisa diberikan hadiah atau kejutan supaya mereka lebih happy sehingga ceritanya bisa ngalir hehehehe... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun