Mereka berjalan dan mencari tempat untuk makan di kios-kios makanan yg terletak di sebelah Taman Menteng. Ariel sesekali menggoda cewek yg lewat. Bahkan sampai mecoleknya.
Sifatnya yg sedikit bawel dan banyak mencuri perhatian ini bertolak belakang sekali dengan Roy yg hanya diam, suka tertawa, bicara hanya perlu saja. Namun persamaan mereka adalah "Jomblo" dan "Perokok Berat".
'Pak, Nasi Goreng dua ya. Yang pedas, telornya di pisah' Roy kepada Penjual Nasi Gila. Ketika sedang menyalakan Rokok, Roy di panggil oleh Ariel yg sudah menemukan tempat duduk yg berada di seberang kios. Tepatnya di depan parkir Plaza Menteng.
' Bro, udah saatnya kita melepaskan kejombloan kita' ucap Ariel sembari menyalakan rokok.
' Maksud lo?'
' Iye Man. Dari zaman Sekolah kita cewe Cuma sedikit. Mantan lo ama gw aja kalau di gabung belum tentu sampai dua puluh kan?'
' jadi lo pikir mantan itu adalah sebuah gelar yg di mana kita harus cari demi menambah nominalnya begitu? Kalau begitu lo jahat juga.'
' Woi bro, lo gimana sih. Lo gk inget penderitaan kita ketika kita masuk kampus dan kita kalah dari teman-teman kampus kita yg lain. Mereka udah pada punya cewek. Ada yg dua, tiga. Kita satu aja belum.'
' Bahas yg lain aja kenapas sih.'
' Maaf. Ini Pesanannya.' Bapak Pedagang memberikan pesanannya.
Sampai di rumah Kontrakan yg mereka sewa berdua. Roy langsung masuk kamar. Dia bergegas merapikan kamar tidurnya yg berantakan seperti sehabis terkena gempa bumi. Mungkin juga ada maling yg mencari barang berharga yg di milikinya namun tidak ketemu.