Sang pedagang merasa putus asa. Tiba-tiba terdengar sebuah suara, "Aku akan tinggal denganmu. Aku akan ikut ke manapun engkau pergi. Aku tak akan meninggalkanmu, aku akan setia bersamamu."
Sang pedagang menoleh ke samping, dan mendapati isteri pertamanya disana. Dia tampak begitu kurus seperti orang kelaparan. Merasa menyesal, sang pedagang lalu bergumam, "Kalau saja aku bisa merawatmu lebih baik saat aku mampu, tak akan kau seperti ini isteriku."
Sesungguhnya kita punya 4 isteri dalam hidup ini. Isteri yang keempat adalah tubuh kita. Seberapapun banyak waktu dan biaya yang kita keluarkan untuk tubuh supaya tampak indah dan gagah, semuanya akan hilang. Ia akan pergi segera kalau kita meninggal. Tak ada keindahan dan kegagahan yang tersisa pada saat kita menghadapNya.
Isteri yang ketiga adalah status sosial dan kekayaan. Saat kita meninggal, semuanya akan pergi kepada yang lain. Mereka akan pergi dan melupakan kita yang pernah memilikinya. Sedangkan isteri kedua adalah kerabat dan teman-teman. Bagaimanapun dekatnya hubungan kita dengan mereka, mereka tak akan bersama kita selamanya. Hanya sampai kuburlah mereka menemani kita.
Sesungguhnya isteri pertama adalah jiwa dan kebenaran kita. Mungkin kita sering mengabaikan dan melupakannya demi kekayaan dan kesenangan pribadi. Namun sebenarnya hanya jiwa dan kebenaran yang kita lakukanlah yang mampu untuk terus dan setia dan mendampingi ke manapun kita melangkah. Jika jiwa terpaut kepada Yesus dan kita melakukan perbuatan-perbuatan baik dalam kebenaran, maka itu akan mengantar kita ke dalam kehidupan kekal.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI