Mohon tunggu...
Zaini K. Saragih
Zaini K. Saragih Mohon Tunggu... Dokter - dr. Zaini K. Saragih Sp.KO

Dokter spesialis olahraga, praktek di beberapa rumah sakit di Jakarta. Mantan dokter timnas dan komite medis PSSI. Saat ini sebagai chairman Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI) dan Indonesia representative board SEARADO (South East Asian Ragional Anti Doping Organization)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Bugar dan Fit setelah Ramadan

24 Juni 2017   22:12 Diperbarui: 25 Juni 2017   13:06 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ramadan telah berlalu, takbir bergema di seluruh permukaan bumi.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar

Laa ilaha illa Allahu, Allahu Akbar.

Secara bahasa, Ramadan artinya membakar. Membakar semua keburukan sehingga memunculkan kembali individu yang baik serta bertakwa kepada Allah. Apa yang dibakar? Manusia dapat ditinjau sebagai makhluk jasmani dan rohani. Secara rohaniah, dosa-dosa dibakar dan seterusnya –diluar lingkup bahasan ini. Yang menarik dan menjadi fokus tulisan ini mengenain pengaruh Ramadan terhadap jasmani manusia.

Puasa itu menyehatkan! puasa yang dijalankan selama 1 bulan layaknya membakar tubuh manusia. Dengan berpuasa, manusia seakan membongkar "endapan" dan molekul akibat kelebihan energi yang terus menumpuk sepanjang tahun. Berbagai penelitian yang telah dilakukan menunjukkan penurunan yang bermakna pada beberapa parameter metabolik, seperti berat badan, kolesterol dsb. 

Anda pasti mengalami penurunan berat badan diakhir ramadan dibandingkan awal kedatangan buan yang penuh rahmat tersebut. Jika Anda tidak sempat menimbang, pasti Anda rasakan pakaian menjadi sedikit longgar atau jam tangan menjadi lebih longgar. Terlepas apakah Anda makan hanya dua kali atau tetap tiga kali selama Ramadan.

Tantangan buat kita yang berpuasa justru dimulai dengan datangnya bulan Syawal yang biasanya "menjadi ajang balas dendam" bagi kebanyakan orang. Sesungguhnya menurut saya, salah satu kesuksesan melewati Ramadan adalah berapa lama orang tersebut dapat menahan nafsunya untuk tidak makan secara berlebihan (diluar kebutuhannya).

Tubuh manusia diciptakan Allah dengan sangat sempurna dan amat efisien. Jika kita mengkonsumsi makanan atau minuman lebih dari kebutuhan tubuh, maka kelebihan (energi) makanan maupun minuman tadi pasti akan disimpan dan tubuh akan menyimpannya dalam bentuk lemak! Walau kelebihan lemak itu sedikit, jika berlangsung dalam hitungan bulan maupun tahun akan mengganggu sistem tubuh. Bagaimana cara mengatasinya? Berikut tipsnya:

Pertama, Saat syawal (lebaran) jangan kalap! Perhatikan makanan atau minuman Anda. Usahakan mengkonsumsi makanan yang low density foods dan minuman tanpa kalori. Makanan low density adalah makanan yang memiliki kandungan energi sedikit dibanding beratnya. Biasanya, makanan ini mengandung banyak air dan serat, contohnya sayur, buah, dan sop bening. Sedangkan makanan high density adalah makanan yang mengandung kalori banyak walaupun beratnya sedikit, jenis makanan ini banyak mengandung lemak atau minyak, sedikit air dan serat, contohnya kue, biskuit, gula, keju, kacang-kacangan, mayones, dll.

Dua, Usahakan kosumsi makan pada waktunya, jangan makan atau minum sepanjang hari. Berikan waktu jeda 3-4 jam antara waktu Anda makan.

Tiga, Keseimbangan kalori tidak ditentukan dari makanan yang masuk ke tubuh, maka tetaplah melakukan aktivitas fisik agar sebagian kalori yang Anda masukkan dapat digunakan tubuh. Jika sudah biasa berolahraga, tetaplah membagi jatah berolahraga dengan aktifitas lain seperti istirahat tapi jika tidak biasa berolahraga perbanyaklah waktu aktif Anda, misalnya dengan berjalan, membersihkan rumah, atau mencuci mobil minimal 30 menit setiap hari (idealnya sekitar 90 menit perhari).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun