Oleh: Dr.Ir. Vina Serevina, MM., Ari Saputra, Universitas Negeri Jakara, 2022
Jakarta, (Universitas Negeri Jakarta)- Saat ini banyak sekali cara untuk menabung uang yang kita punya. Kita bisa menabung dalam celengan, ataupun di bank. Namun, di era yang serba digital saat ini, banyak sekali pilihan cara untuk menabung bahkan dapat diakses dengan sangat mudah. Dengan berinvestasi reksadana, kita dapat menabung untuk keperluan jangka waktu yang Panjang.
Sebenarnya menabung dengan berinvestasi itu berbeda. Menabung itu untuk keperluan jangka pendek dan dapat diambil sewaktu-waktu, sedangan Menurut Tandelilin (2010:2), "investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang". Jadi investasi itu menabung sejumlah uang yang kita punya dan dapat memperoleh sejumlah keuntungan dalam jangka waku yang panjang, sedangkan menabung yaitu menyimpan uang untuk kebutuhan jangka pendek.
Kata kunci yang penting dari perbedaan kedua itu yaitu jangka waktunya. Karena menabung dalam jangka waktu pendek, tentunya risikonya akan lebih rendah dibandingkan investasi. Investasi untuk kebutuhan jangka Panjang juga berpotensi untuk rugi, inilah yang membuat investasi lebih beresiko dibandingkan dengan menabung.
Sedangkan reksadana merupakan sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Reksadana sangat cocok sebagai sarana investasi untuk pemula.
Meskipun investasi dengan menabung itu berbeda, tetapi kita dapat menjadikan Investasi Reksadana sebagai sarana untuk menabung loh. Tapi perlu diingat, menabungnya ini untuk keperluan waktu jangka Panjang. Misalnya seperti untuk keperluan kuliah, keperluan untuk menikah, dan sebagai dana pensiunan.
Sebelum memulai menabung reksadana kita harus tahu terlebih dahulu tujuan kita melakukan investasi reksadana. Adapun yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Menentukan tujuan dan jangka waktu
Hal yang paling penting sebelum memulai investasi reksadana adalah menentukan tujuan dan menentukan jangka waktunya. Apakah kamu ingin berinvestasi unuk jangka waktu yang Panjang atau yang pendek, dan untuk apa kamu berinvestasi reksadana tersebut. Karena ketika kita sudah menentukan tujuan serta jangka waktu maka akan mudah untuk kedepannya mengatur investasi reksadana tersebut.
2. Memilih jenis dan produk serta manajemen investasi reksadana
Memilih reksadana yang tepat sesuai dengan tujuan kita merupakan hal yang bagus. Kita perlu mengetahui apa saja jenis dan produk dari reksadana.
Adapun jenis reksadana yaitu sebagai berikut :
Reksadana pasar uang : reksadana pasar uang ini sangat cocok untuk menabung jangka pendek karena jatuh temponya bisa kurang dari setahun. Reksadana jenis ini akan ditempatkan di deposito, di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan juga di obligasi. Jenis reksadana ini jauh lebih aman dibandingkan dengan yang lain, namun karena jangka waktu yang pendek serta risiko yang rendah maka keuntungan yang didapat pun relatif rendah.
Reksadana pendapatan tetap : reksadana jenis ini memiliki risiko yang minim tetapi memiliki keuntungan yang lebih besar daripada jenis reksadana pasar uang.
Reksadana campuran : reksadana ini direkomendasikan untuk investasi jangka menegah dengan risiko yang sedang. Selain itu pendapatan yang dihasilkan dari reksadana ini cukup tinggi dengan risiko yang tinggi juga karena dana akan dialokasikan ke saham dan juga obligasi.
Reksadana saham : reksadana ini sangat tidak direkomendasikan untuk pemula karena risiko yang tinggi. Akan tetapi, risiko yang tinggi ini juga menghasilkan pendapatan yang tinggi. Reksadana saham ini akan dialokasikan ke saham dan bagian kecilnya ke pasar uang.
Reksadana syariah : reksadana ini diawasi oleh pengelola Lembaga syariah dan mengalokasikan dananya kepada sector sector yang sesuai syariat islam.
Reksadana index : jenis reksadana ini mirip dengan reksadana saham karena instrumennya dapat diperjual belikan di bursa yang biasa disebut ITF (Exchane Trade Fund) dan hasilnya bersifa fluktuaktif. Tetapi reksadana ini biasanya berisi index tertentu yang dikelola secara pasif.
3. Mengetahui prospeksur reksadana
Kita harus mengetahui detail produk dari reksadana yang kita ingin beli. Hal ini meliputi informasi produk seperti biaya transaksi (pembelian, penjualan kembali, dan pengalihan unit penyertaan reksadana) dan komposisi aset portofolio.
Pada portofolio juga berisi uraian pandangan manajer investasi yang mengelola reksadana tersebut ke depan mengenai kondisi dan tren ekonomi yang terjadi yang relevan dengan portofolio reksadana serta hal lain yang menyangkut pengelolaan reksadana.
4. Melihat hasil pendapatan (return) dan risiko reksadana
Menabung reksadana tentu saja akan mendapatkan keuntungan (return), dan jangan lupa unuk mengetahui risiko reksadana yang akan kita pilih. Karena dalam setiap investasi, risiko berbanding terbalik dengan keuntungan (return). Artinya, semakin tinggi risiko maka akan semakin tinggi pula keuntungannya (High risk high return).
5. Melihat kinerja reksadana
Kinerja reksadana dapat tercermin berdasarkan data historikal suatu reksadana seperti pergerakan Nilai Aktiva Bersih (NAB), return dan risiko. Makin panjang data historis yang dipergunakan untuk mengevaluasi, maka akan menghasilkan pertimbangan yang makin baik sebelum membuat suatu keputusan investasi.
Penilaian kinerja reksadana dengan data historikal yang baik adalah minimal lima tahun. Jika kinerja suatu reksadana selama lima tahun terakhir bagus dan hanya mengalami kerugian kecil di saat krisis, berarti Manajer Investasi yang mengelola produk tersebut memang handal dan reksadana dimaksud patut dipertimbangkan.
Mengapa menabung reksadana menjadi sangat cocok untuk pemula? Inilah alasan mengapa menabung reksadana sangat cocok untuk pemula :
1. Tidak mengerti reksadana?Tenang, investasi dikelola oleh ahlinya.Â
Banyak kaum muda yang takut untuk menabung reksadana karena tidak mengerti bagaimana mengelola investasi tersebut. Investasi reksadana dikelola oleh sang ahli atau yang biasa disebut Manajer Investasi. Manajer investasi ini bertugas untuk memberi keputusan kapan harus membeli atau menjual serta menahan investasi, dan meminimalisirkan risiko yang diterima serta memaksimalkan keuntungan yang didapat. Maka dari itu pilihlah manajer invesasi yang telah resmi memiliki sertifikat izin resmi dari OJK
2. Hanya dengan modal Rp.10.000 dapat menghasilkan keuntungan yang memuaskan.
Banyak yang belum tau kalau ternyata kita dapat menabung reksadana hanya dengan modal Rp.10.000 saja. Tetapi tetaplah bijak dalam memilih jenis reksadana serta perlu diperhitungkan jangka waktu dan tujuan agar mendapatkan keuntungan yang memuaskan
3. Sudah diversifikasi investasi
Dengan adanya diversifikasi investasi, risiko kehilangan investasi tersebut semakin rendah. Dana yang diberikan akan ditanamkan pada beberapa jenis instrumen, mulai dari obligasi, pasar uang, dan saham dalam waktu bersamaan. Inilah alasan kenapa investasi reksadana menjadi lebih aman dan cocok untuk dilakukan oleh pemula.
      Bagaimana? Apakah kalian sudah tertarik untuk menabung investasi reksadana? Hanya dengan modal Rp.10.000 kalian bisa mendapatkan keuntungan yang memuaskan loh. Yuk Mari jadikan Investasi Reksadana sebagai sarana menabung!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H