Mohon tunggu...
Dwi Rahmadj Setya Budi
Dwi Rahmadj Setya Budi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis buku Suara Rakyat, Suara Tuhan; Mengapa Gerakan Protes Sosial Sedunia Marak?

Jangan risih jika berbeda, tapi waspadalah jika semua terlihat sama.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Anies-Cak Imin, Cari Menang atau Cari Aman?

1 September 2023   02:43 Diperbarui: 1 September 2023   02:56 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Politik itu cair. Itulah dinamika yang kita lihat terkait politik Indonesia dalam beberapa minggu terakhir.

Berawal dari PPP yang keluar dari Koalisi Indonesia Bersatu dan bergabung dengan PDI Perjuangan yang mengusung Ganjar Pranowo. Kemudian disusul dengan resminya bubar Koalisi Indonesia Bersatu setelah Golkar dan PAN memilih bergabung dengan Gerindra dan PKB yang mengusung Prabowo Subianto. 

Terakhir, yang mengejutkan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) digoncang dengan duet Anies-Cak Imin yang dibongkar oleh Partai Demokrat sebelum penguman resmi KPP.

Jika melihat tren survei, bongkar pasang koalisi yang dilakukan PPP bersama PDI Perjuangan dan Golkar-PAN bersama Prabowo cukup rasional. Pasalnya, hasil survei bongkar pasang capres-cawapres dari dua koalisi ini masih bersaing dengan sengit. Sementara itu, untuk KPP bongkar pasang capres-cawapres mentok di nama Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono.

Kita lihat saja survei LSI terbaru, dengan elektabilitas Anies Baswedan sebesar 22,2 persen di posisi 3 setelah Ganjar (37 persen), dan Prabowo (35,3 persen), pasangan yang lebih cocok mendampingi Anies adalah AHY dengan elektabiltas sebesar 22,2 persen juga.

Muhaimin Iskandar di mana?

Dalam hasil survei yang sama, nama Muhaimin Iskandar berada di peringkat keenam sebagai cawapres Anies dengan elektabilitas hanya 2,6 persen. Dengan elektabilitas yang kecil, tentu sangat wajar publik bertanya apakah duet ini benar-benar serius maju untuk menang atau hanya untuk cari aman?

Anies-Cak Imin Koalisi "Sandera"?

Di luar kalkulasi, duet Anies-Cak Imin yang dibongkar oleh Partai Demokrat tentunya menimbulkan beragam spekulasi. Salah satunya, diungkit kembali kasus-kasus yang menyandera tokoh maupun parpol pengusung Anies.

Misalnya NasDem yang dianggap tersandera oleh kadernya yang tersangkut korupsi BTS dan Syahrul Yasin Limpo (Mentan) yang tengah dipelototi KPK. Banyak anggapan, hal inilah yang membuat NasDem setengah hati mengusung tema perubahan dan bertahan dalam koalisi parpol pemerintah.

Lalu capres KPP, Anies Baswedan yang sudah 19 kali diekspose KPK soal kasus Forula E Jakarta. Banyak yang bilang, termasuk Denny Indrayana menyebut situasi ini menjadi alat untuk menyandera KPP. Dan jika benar Cak Imin jadi cawapres Anies, tentu ini mengingatkan kembali publik soal skandal 'kardus durian'.

Jadi tidak berlebihan jika publik mengambil kesimpulan, duet Anies-Cak Imin hari ini bukanlah untuk memperjuangkan perubahan yang selalu dinarasikan Anies ke publik, melainkan jalan selamat pasca 2024 meskipun jalan kalah sudah dihitung sejak awal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun