Sirkuit Mandalika yang terletak di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Mandalika, Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat, diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Jumat (12/11/2021). Sirkuit ini dipuja-puji. Selain bertaraf internasional, sirkuit ini juga digadang-gadang akan memanjakan para kontestan dan para pengunjung dengan keelokan dan keindahan alam Nusa Tenggara Barat.
Dalam kesempatan itu, tak lupa Pak Presiden menjajal lintasan sepanjang 4,3 km, dengan lebar 15 meter, dan dilengkapi dengan 17 tikungan itu dengan menggunakan sepeda motor custom pribadinya yang berwarna hijau dan bertuliskan RI 1.Â
Seperti biasa, unggahan kegiatan Sang Presiden itu mendapatkan sorotan publik. Bukan saja dari pemberitaan media massa, tapi juga karena diamplifikasi oleh "buzzer" atau influencer pendukung Jokowi.
Namun sayangnya, amplifikasi oleh para influencer yang terlalu berlebihan dan lebih terkesan pongah; karena mengkerdilkan peran pemimpin sebelumnya dan merendahkan negara-negara kawasan seperti Malaysia dan Thailand yang juga memiliki sirkuit bertaraf internasional, justru menjadi backfire bagi Jokowi.
Sedikit demi sedikit "borok" Mandalika terkuak. Bangunan kebanggaan yang dibangun di atas kepongahan itu perlahan-lahan terkikis dan menyisakan risih di relung hati. Seperti halnya ketika hiruk pikuk pemberitaan Presiden Jokowi meresmikan sirkuit dengan nama Pertamina Mandalika International Street Circuit tersebut, diwaktu yang bersamaan suara histeris warga menuntut hak-hak mereka menyayat rasa keadilan; mereka dihadang aparat dan ekskavator seperti yang ditayangkan di channel YouTube Kompas.tv.
Histeris warga ini seakan mengkonfirmasi dugaan pelanggaran HAM dalam pembangunan sirkuit Mandalika. Pada awal tahun 2021 lalu, PBB pernah mengeluarkan laporan terkait dugaan pelanggaran HAM dalam proses pembangunan sirkuit Mandalika.Â
Olivier De Schutter dari United Nations Special Rapporteur atau Pelapor Khusus untuk Kemiskinan Ekstrem dan Hak Asasi Manusia, mengatakan para petani dan nelayan tergusur dari tanah yang mereka tinggali.
"Petani dan nelayan terusir dari tanah yang mereka tinggali. Rumah, ladang, sumber air, peninggalan budaya, serta situs religi mereka mengalami perusakan karena pemerintah Indonesia dan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) menjadikan menjadikan Mandalika sebagai Bali baru," ujarnya seperti dikutip dari Koran Tempo edisi Kamis, 8 April 2021.
Selain itu, alam juga punya caranya sendiri untuk membasuh hitamnya hati yang dibaluti kesombongan. Hujan besar mengguyur hajatan World Superbike Mandalika 2021.Â
Keindahan Mandalika yang dibumbui kepada warga dunia justru mendapatkan citra buruk dari pengabar tentang Mandalika yang kebanjiran dan berubah menjadi kubangan besar.