Mohon tunggu...
Dwi Rahmadj Setya Budi
Dwi Rahmadj Setya Budi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis buku Suara Rakyat, Suara Tuhan; Mengapa Gerakan Protes Sosial Sedunia Marak?

Jangan risih jika berbeda, tapi waspadalah jika semua terlihat sama.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Seniman Mengeluh Kondisi Bangsa, Demokrasi Berada di Usia Senja?

15 Februari 2021   14:37 Diperbarui: 15 Februari 2021   15:42 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cak Nun bersama Iwan Fals menjelang diskusi dlm rangka ulang tahun Orang Indonesia ke-14 di Leuwinanggung (2013). Sumber: Twitter Masyarakat Maiyah

Lebih tajam menghujam, Cak Nun melalui tulisannya berjudul "Ular-ular Sihir Nasional" mengatakan, "Indonesia mengalami evolusi, sampai penyempurnaan dibanding era Fir'aun. Raja mesir ini hanya memerintahkan pembunuhan dan pemusnahan  atas bayi lelaki, Indonesia menyebarkan kekuatan yang mengebiri kejantanan, memusnahkan keksatriaan, melecehkan sportivitas, melecehkan objektivitas dan mengubur harga diri bangsanya sendiri".

Kemuraman yang ditunjukkan para pelaku seni budaya hari ini harus menjadi lampu kuning penguasa. Sebab, kuasa dan kemampuan yang dimilikinya dapat menyentuh perasaan dan kesadaran insan manusia.

Seni budaya membebaskan kesadaran dari segala belenggu mental menghamba (inferior), mental penakut, mental penurut-pengikut (follower), mental sungkan, mental masa bodoh (apatisme), mental permisif-tidak berdaya kritis, dan lain-lain. Jika kesadaran kritis telah dibebaskan dari segela belenggu dominasi, maka segala rupa perlawanan dan skema solusi alternatif lebih mudah dioperasikan.

Jadi, waspadalah. Ketika kedigdayaan seni persis hadir melalui para seniman, budayawan, dan sastrawan, melalui karya-karyanya, sebuah perlawan yang membebaskan biasanya menguntit di belakangnya. Semoga republik segera berbenah dan kita terhindar dari porak poranda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun