Mohon tunggu...
Dr Juniarti CA CMA CPA(aust)
Dr Juniarti CA CMA CPA(aust) Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi

Dosen Program Studi Akuntansi, FBE, UK Petra, Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mendukung Net-Zero Emissions Dengan Hidup Hemat

22 Oktober 2021   01:09 Diperbarui: 22 Oktober 2021   01:13 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ekosistem bisnis baru memungkinkan untuk menciptakan pertumbuhan sektor energi berbasis net-zero emisions menjadi sistemik. Ini penting karena jika pertumbuhan industri energi terbarukan dibiarkan alami dan sporadis maka dampaknya akan minim dan mudah gagal karena banyak rantai terputus sehingga tidak terbentuk ekosistem yang kuat.

Dampak campur tangan pemerintah dalam energi terbarukan ini bukan hanya soal energi listrik saja, tetapi juga terkait dengan teknologi informasi yang berkaitan dengan manajemen energi, automation, juga aplikasi smart home dan smart car yang lebih melibatkan banyak masyarakat sebagai user.

SDM Indonesia dibidang teknologi informasi unggul di Asean.

Kita semua tahu bahwa Tokopedia, Bukalapak, Gojek, Traveloka dll diinisiasi oleh anak bangsa. Mereka saat ini menjadi Decacorn dan Unicorn. Tidak ada negara Asean lainnya yang mampu melahirkan unicorn sebanyak di Indonesia. Ini adalah potensi besar bagi terbentuknya ekosistem dan automation yang sistemik bagi industri di bidang energi net-zero emission.

Kedepan, energi bukan sekedar energi tetapi juga terkait teknologi informasi. Pada periode tersebut efisiensi energi secara kecerdasan buatan sangat menentukan daya saing sebuah bangsa. Mengoptimalkan SDM IT yang sudah terbukti unggul jelas akan menduplikasi dan menggandakan keunggulan yang sudah terbukti.

Melihat jauh ke depan

Krisis energi fosil yang saat ini terjadi di eropa dan meluas ke China dan India adalah indikasi kuat bahwa energi berbasis fosil akan mengalami banyak kendala di masa depan. Sehingga biaya eksplorasinya akan lebih mahal dibandingkan energi terbarukan.

Secara lingkungan, perubahan iklim dan mencairnya es abadi di Kutub Utara bukan lagi sebuah dongeng. Kerugian akibat bencana yang diakibatkan oleh perubahan iklim akan makin tidak terprediksi dan meningkat tajam. Belum lagi faktor kesehatan yang terganggu oleh polusi udara.

Itu sebabnya jika kita terlambat mengantisipasi dan tidak mempersiapkan diri sejak awal. Maka biaya yang akan kita keluarkan untuk memperbaiki bencana dan gangguan kesehatan akan lebih mahal dibandingkan investasi energi terbarukan yang lebih terprediksi nilainya. 

Dari sisi teknologi dan daya saing, adopsi energi berbasis net-zero emissions juga akan membantu negara ini melakukan lompatan besar. Masuk dalam kompetisi era internet of things dimana energi dan kecerdasan buatan berkolaborasi meningkatkan daya saing nasional. Dengan daya saing tinggi maka kesejahteraan rakyat Indonesia akan lebih terjamin

Jawaban:

Jadi kembali ke pertanyaan awal. Hal kecil apa yang bisa kita lakukan untuk mendukung net-zero emission? 

Jawabnya jelas dengan berhemat.

Tidak saja berhemat secara pemakaian listrik, tetapi juga berhemat soal pemakaian BBM, tidak memasak berlebihan. Satu lagi yang  penting “Memprioritaskan produk dalam negeri dibandingkan impor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun