Mohon tunggu...
Em Ridha
Em Ridha Mohon Tunggu... -

Pemungut Ide. masih Memimpikan Pancasila sebagai Resolusi Berbangsa dan Bernegara Founder KITRA TNI POLRI @Kitra_indonesia Pusaka Indonesia Email: Kitra@gmail.com Cp.081213564764 BBM: 5D4F5C3F

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Begini Jebakan 'Maut' Lukman Saefuddin CS dalam Tragedi Mina

13 Oktober 2015   05:50 Diperbarui: 14 Oktober 2015   10:30 6655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disinilah fakta kebohongan dan pantas disebut propaganda keji,  Lukman yang justru karena keteledorannya, telah menyeret Jemaah haji Indonesia  turut jadi korban tragedy. Sebab  Alasan karena jutaan manusia dan besarnya jumlah disaat yang sama di mina adalah dusta,  harusnya mereka sadar kadar kemampuannya,  dengan mendesak Mudir (direktur) maktab-maktab  melakukan penguncian pintu hingga jadwal yang ditentukan untuk Jemaah Indonesia maka tentu Jemaah tidak bisa  bergerak baik sendiri-sendiri maupun berkelompok.

Tuduhan pemahaman yang melenceng atas korban tragedy Mina malah terbalik , bisa dibuktikan; kalau ternyata pemahaman  lukman Saefuddin Amirul hajj bersama kelompoknya yang justru melenceng,  dan menyalahi aturan-aturan yang digariskan oleh kementerian Haji Arab Saudi yang telah mereka sepakati jauh hari sebelum pelaksanaan haji.

Sebab adanya anggapan bahwa mereka berkuasa mengawasi Jemaah itu bohong besar, karena mereka paham kalau Amirul Hajj  dan ribuan PPIH Kelompok Kemenag itu tidak punya kewenangan selain meminta dan mendesak Muassasah, selain daripada itu bohong,   aturan mainnya tercantum jelas dalam MOU Kemenag dan Muassasah.

Kalau  mereka menyatakan telah berupaya bikin posko-posko maka itu lebih  dusta lagi, sebab POSKO bagi setiap Negara  diluar area perkemahaannya masing-masing dilarang keras. Kenapa harus bangun posko lagi,  kalau cukup dengan menutup pintu keluar area Perkemahan sudah bisa menahan laju Jemaah yang dianggap tidak disiplin? kasarnya, kalau sadar, tidak linglung dan histeris, maka Kemenag cukup bermodal rantai dan  gembok sudah bisa selamatkan ratusan  jiwa  jemaah  berkelakuan "khusus" dibanding melakukan pembiaran.

Ini fakta bahwa di Mina dan diseluruh masyaril haram ; Kemenag hanya bisa meminta dan menuntut Muassasah memenuhi segala kebutuhan pelayanan yang dianggap penting untuk jemaah. pemerintah Arab Saudi sengaja memagari setiap maktab, kenapa kemenag tidak memakai  fasilitas ini untuk "mendisiplinkan"  jemaah??  justru lukman dan kelompoknya: hanya himbau, himbau, himbau, lewat Konferensi Pers !! 

Vonis Indisipliner atas ratusan korban tragedi mina merupakan bentuk penghinaan terhadap kehormatan para korban,  sebab Lukman saefuddin dan kelompoknya malah yang tidak disiplin menjalankan aturan dan mekanisme yang ditetapkan arab Saudi agar semua kepentingan pelayanan Jemaah diberikan kepada Muassasah, ini wilayah Negara Arab Saudi bukan Indonesia, yang berkuasa adalah Pemerintah Arab Saudi, kalau Lukman bersama kelompok Kemenag bisa  sedikit disiplin berprilaku sebagai pemerintah tentulah bisa menghormati kebijakan dan kemudahan serta  fasilitas mengatur jemaah sebagaimana  yang disediakan pemerintah Arab Saudi.

Catatan : Bukti lain bahwa kelompok kemenag harusnya tidak Arogan ataupun sombong, karena di wilayah ini, Amirull Hajj  dan kelompok Kementerian Agama tidak punya kekuasaan sedikitpun kecuali hanya meminta  pada pemerintah arab Saudi, bagaimana  akses mencari  korban  jenazah korban  yang notabene warga Indonesia diharuskan  meminta dan seizin dari Pemerintah Arab Saudi.

 

Kedua, Lukman saefuddin dan Kelompoknya (tergesa-gesa) disiplin  timbangan “TAS BAGASI”

Indikasi kemenag yang lebih prioritaskan persoalan teknis dibandingkan kesempurnaan Haji dan keselamatan Jemaah ini justru menJelang Puncak pelaksanaan Ibadah Haji amirul hajj sekaligus  Menteri agama beserta jajarannya menekan dan membebani ribuan Jemaah untuk segera mengemasi koper untuk diangkut ke bandara Jeddah sebelum mereka berangkat wukuf, Jemaah haji ditekan  secara tergesa-gesa segera mengepak bagasi mereka karena tidak lagi diperbolehkan membawa barang selain baju yang melekat manakala menuju Jeddah paska  pelaksanaan haji dengan berjuta alasan pembenaran.

Tindakan terburu-buru lukman  dengan  mendesak Jemaah mengemasi barang agar sebelum pelaksanaan ritual haji padahal dalam situasi dan waktu yang sangat krusial ini menag yang mestinya memberikan ketenangan dan penguatan kepada Jemaah malah disibukkan dengan menimbang  barangnya masing-masing dengan aturan tidak boleh melampaui 32 Kg, dengan provokasi bahwa kelebih timbangannya akan dikenai biaya over bagasi lalu mereka segera  mengepak bagasi untuk diangkut ke Jeddah atau dipaksa kirim sendiri lewat paket pengiriman yang disediakan kemenag.

Bisa dibayangkan, saat-saat krusial jelang ritual haji, dimana Jemaah dihinggapi hysteria spiritualitas malah dicekoki dengan ancaman dan provokasi biaya  over bagasi atau  bagasinya tidak diangkut keatas pesawat bila tidak membayar biaya over tersebut.  Operasi pengumpulan bagasi ini mengaburkan antara  peran Kemenag sebagai Panitia Pelaksanaan Haji ataukah mereka sebagai Staf Maskapai penerbangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun