Jakarta, 4 September 2021
"Heh kamu. Nulis buku tentang Pak Presiden bagus tuh, banyak kebaikannya. Lah ini buku tentang gua, gak ada baik-baiknya," isi sebuah pesan singkat masuk ke ponselku.
Aku tersenyum haru.
Setelah beberapa bulan yang lalu aku menghilang, dia kembali dengan pesan singkat yang membuatku mengingat seribu kenangan yang berusaha aku lupakan. Aku tidak peduli, darimana dia dapat no telephonku. Yang pasti aku tahu, dia tidak benar-benar tiada. Hadirnya tak hanya sekedar dalam hatiku sendiri, melainkan dia juga menyadari artinya aku selama ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H