Mohon tunggu...
Dr. Dedi Nurhadiat
Dr. Dedi Nurhadiat Mohon Tunggu... Dosen - Penulis buku pelajaran KTK dan Seni Budaya di PT.Grasindo, dan BPK Penabur

Manajemen Pendidikan UNJ tahun 2013. Pendidikan Seni Rupa IKIP Bandung lulus tahun 1986. Menjabat sebagai direktur media SATUGURU sejak tahun 2021 hingga sekarang. Aktif di Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (AKSI) sejak tahun 2020. Menjabat sebagai kepala sekolah di beberapa SMA sejak Tahun 2009 hingga sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Simbiosis Mutualisme Antara Konten Kreator, Artis, & Ilmuwan

28 Desember 2024   22:17 Diperbarui: 28 Desember 2024   22:33 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Noe Sabrang (Desain Koleksi Pribadi)

Penyanyi lagu "Sebelum Cahaya" bernama Noe Sabrang pernah menempuh pendidikan di University of Alberta, Kanada, dengan mengambil tiga jurusan sekaligus, yakni Matematika, Fisika, dan Psikologi. Ternyata dari hasil kuliahnya di 3 jurusan itu, bisa lahir aplikasi Symbolic yang memadukan tiga disiplin ilmu.

Dari hasil kuliahnya itu ternyata membuat dirinya gerah melihat realita. Maka beliau banyak mengkritik sistem pendidikan kita dan membuat medsos Symbolic.Menurut beliau, sejak dulu pendidikan kita nilai kompetensinya hanya ditentukan dengan selembar ijazah.

Karena Noe Sabrang punya produk, maka para generasi "Z " sampai generasi tua senang mendengar dialog yang dibawakan Noe Sabrang. Para kontent kreator ikut menikmatinya juga, karena karyanya akan diburu para netizen.

Kini Noe Sabrang layak jadi pakar pendidikan, sejak meluncurkan karya, yang merupakan saingan FB, atau IG,  bernama Symbolic itu.

Sesungguhnya  Noe Sabrang itu bisa dibidik pemerintahan yang berkuasa. Mengapa ? Karena karya yang dibuat dibutuhkan umat manusia. Apalagi bentuknya adalah medsos yang dirancang khusus untuk dunia pendidikan kekinian (Futuristik). Cuitan yang dibuat individu di Symbolic akan masuk big data. Dari dokumentasi ini media Symbolic akan mengelompokannya.

Lewat Symbolic, orangtua dan guru dapat mendeteksi bakat anaknya dari data-data di aplikasi ini. Intinya akan mengubah isi keranjang sampah medsos, menjadi mutiara yang tak ternilai harganya. Kurang lebih, demikianlah intisari yang disampaikan Noe Sabrang personil dan vokalis group band Letto di kantor media "Satuguru" tahun lalu.

Berbeda dengan Doktor Fahrudin Faiz, yang berbicara berdasar pijakan sesuai keilmuan. Pembicaraannya bisa jadi konten sepanjang jaman, lintas generasi. Padahal dirinya tidak punya channel di media sosial. Itulah Doktor Fahrudin Faiz yang saya kenal. Tidak terlalu sibuk dengan belajar hal lain.Lebih fokus pada materi filsafat yang beliau tekuni. Awalnya sangat sederhana, tidak terlalu muluk. Hanya melayani kelompok kecil orang-orang di mesjid.Berkat jasa  para pembuat konten, maka sang Doktor jadi viral, tentu saja folower di medsospun meningkat.

Berawal dari ceramah di mesjid dengan pendengar hanya beberapa orang saja. Kini jumlah netizennya bersaing dengan artis ternama. Makin tua semakin berisi. Maka saat ini, netizennya  bukan hanya ingin jadi pendengar saja, tapi ada  para youtuber dan para penulis 

.

Doktor Fahrudin Faiz, tidak punya channel youtube atau medsos milik pribadi. Honor besar dari youtube dan buku yang diterbitkan Itu semua bukan murni gagasannya.Tapi menyatu dengan perbuatan orang lain yang tahu pasar. Atau dengan kata kasarnya kumpulan orang-orang yang numpang hidup dari populernya sang ilmuwan. Lagi-lagi simbiosis mutualisme terjadi di sini.

Bahkan Doktor Fahrudin Faiz, mengaku channel yang menjamur menyiarkan ceramahnya itu tidak  semua dia kenali, karena ada yang tidak lapor.  Buku yang beredar itupun, ditulis oleh orang lain yang profesional dalam bidang tulis menulis. Tentu saja diambil dari rekaman di media sosial yang beredar. Karena artificial intelegence sangat mempermudah untuk para kreator.

Konten di youtube dan Buku yang ada itu, ternyata diambil dari yang ia sampaikan di mesjid.Maka Doktor Fahtudin Faiz layak jadi pembicara pertama di seminar ulang tahun ke 3  media Satuguru. Admin menyimaknya, beliau lebih handal dari artis ternama yang ada akhirnya. Tapi beliau semakin tua semakin berbobot.

Jika kita bandingkan dengan Noe Sabrang (dari Letto).  Konten sesederhana apapun bisa viral dan menarik, karena  keartisan yang dia sandang. Lagu "Sebelum Cahaya" yang dia nyanyikan telah melambungkan namanya. Berkat temuan aplikasi Symbolic pessaing media sosial Facebook, IG itu,  kini dia telah  jadi pembicara di berbagai tempat.

Itulah dua tipe orang yang sukses dari karya yang disulap oleh konten kreator. Pembuat konten ikut menikmati dari ketenarannya, yang unik yang melambungkan namanya.

Tapi ada juga guru dan pendidik yang sukses dalam bidang perekonomian, karena selalu panen dolar dari membuat game di youtube.Sayangnya dia tidak mau diangkat kepermukaan. Karena tergambar  hanya demi mendapatkan dolar. Idealisme pendidikannya tak tampak.

Admin berani bicara karena punya sejarah menarik dari dunia tulis menulis.  Buku bahan ajar yang ditulis admin, sempat di beli pemerintah jadi pemicu bangkitnya motivasi. Yang tidak pernah bermimpi sebelumnya. Tapi berkat nama besar penerbit gramedia, sempat admin  ketiban rizqi yang mengejutkan karrna karya kreatif dan ide langka. Pemerintah saat itu tak pikir panjang mengadopsinya. Spekulasi penuh perhitungan dalam berkarya itu sangat penting. Tentu saja dengan pilihan resiko paling kecil. Yaitu pilihan pada nilai akhirat atau pada nilai ekonomi duniawi.

Dengan mengangkat orang ternama menjadi sebuah konten, bisa mengangkat nama  cannel dan bertambahnya folower. Tapi Jangan kecewa jika tidak segera mendapatkan hasil maksimal. Karena masih perlu perjalanan  yang konsisten. Selagi tujuannya begitu mulia yaitu untuk Internalisasi norma.

Sebab sering terbukti jika hanya fokus untuk perolehan duniawi, yang ditemui itu sang Gatot (gagal total). Akhirnya sang aktor jika prustasi saat kita jadi  kake/nenek akan kesepian dan diduga jika berhenti berkarya akan cepat pikun.

Seperti kisah nyata Re-Uni setiap 25 tahun sekali, dari para almarhum.  Pertanyaan para  teman sang almarhum  berubah-ubah terus. Re-Uni pertama ditanya jumlah anak berapa? Di usia 60an ditanya jumlah cucu berapa? Usia 70an ditanya punya penyakit apa  atau teman yang masih hidup siapa saja? Dan mulai ada yang linglung "Lu Siapa? Begitulah bagi yang pola pikirnya tak dipakai maksimal. Otakpun mengecil dan pikun. Begitu katanya.

Kontent kreator adalah orang yang membuat, mengedit, dan mengelola konten digital untuk dipublikasikan di platform online. Konten yang dibuat dapat berupa tulisan, gambar, video, podcast, atau gabungan dari beberapa materi.
Konten kreator dapat bekerja secara individu atau di industri kreatif. Semuanya itu penuh persaingan.

Mereka dapat membuat kontent untuk berbagai tujuan, seperti menginformasikan, menghibur, atau menginspirasi audiens.
Kontent kreator yang sukses membutuhkan kombinasi keterampilan teknis dan kreatif, seperti:Keterampilan komunikasi yang baik
Imajinasi yang kreatif untuk menghasilkan ide-ide konten yang unik. Kemampuan desain grafis, fotografi, atau editing video. Pemahaman tentang SEO. Kemampuan menggunakan perangkat lunak dan alat-alat digital. Kemampuan menganalisis kinerja konten. Disamping ceritera yang dijelaskan di atas.

Beberapa tips untuk menjadi kontent kreator yang sukses adalah: Tentukan niche dan passion. Kenali target audiens. Pilih platform yang tepat. Buat rencana konten. Produksi konten berkualitas. Optimisasi dan promosi
Analisis dan evaluasi. Rumit bukan?  (DN)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun