Mohon tunggu...
Dr. Dedi Nurhadiat
Dr. Dedi Nurhadiat Mohon Tunggu... Dosen - Penulis buku pelajaran KTK dan Seni Budaya di PT.Grasindo, dan BPK Penabur

Manajemen Pendidikan UNJ tahun 2013. Pendidikan Seni Rupa IKIP Bandung lulus tahun 1986. Menjabat sebagai direktur media SATUGURU sejak tahun 2021 hingga sekarang. Aktif di Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (AKSI) sejak tahun 2020. Menjabat sebagai kepala sekolah di beberapa SMA sejak Tahun 2009 hingga sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jadi Guru atau Jadi Penulis Produktif

6 Juli 2024   06:15 Diperbarui: 13 Juli 2024   11:41 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siswa dan mahasiswa  akan memiliki wawasan yang lengkap  berkat literasi yang terus berkembang dan dimiliki. Individu yang punya bakat tertentu  tidak akan salah pilih dalam memilih program. Dan bisa dengan mudah memanfaatkannya.
Banyaknya  individu  yang salah pilih jurusan Ketika menempuh pendidikan. Baru sadar sesudah bergelar sarjana. Para korban akhirnya kuliah lagi ke S2 hingga S3 yang tentu saja hal ini, tidak memberikan solusi. Karena Penentu masa depan itu menurut Sexiolog Naik L.Tobing, penentu Pendidikan itu ada di Pendidikan S1.  Wawasan ini hanya bisa dibaca oleh pecinta literasi. Ini adalah modal dasar bagi para konten kreator dunia pendidikan. 

Dengan bantuan AI, para konten kreator akan lebih cepat membuahkan karya berdasatkan tulisan sebelumnya. Dengan adanya ilmu baru, para kreator tidak akan kehabisan ide. Dengan banyaknya siswa dan guru  menulis,  berarti banyak merangkum intisari karya ilmiah yang terus berkembang, yang berarti telah dibaca dan di tulis ulang.Karya terbaru akan jadi pusat perhatian.

4. Karya Tulis, Berubah Jadi Audio Visual

Seiring waktu, karya tulis yang telah lama beredar itu di daur ulang. Belakangan banyak yang dipublikasi lewat media social dalam bentuk audio visual. Siswa dan guru bisa berinteraksi lewat tulisan dan visual di media social. Hal ini lebih banyak peluangnya, apalagi di era perkdmbangan AI. Setiap guru harus memberi ketailadanan dalam merespon perkembangan. Orangtua siswa di rumah juga harus dicerdaskan, tentang hal baru itu.


Pendapat Gunarsa (2002:86) bahwa orang tua memiliki peran penting dalam perkembangan anak seperti berikut: Orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam menjaga, mengajar, mendidik, serta memberi contoh bimbingan kepada anak- anak untuk mengetahui, mengenal, mengerti, dan akhirnya dapat menerapkan tingkah laku yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma- norma yang ada dalam masyarakat. Pola asuh yang ditanamkan satu keluarga berbeda dengan keluarga lainnya. Informasi seperti ini akan memperkaya ilmu pengetahuan.


Orang tua merupakan pusat kehidupan rohani bagi si anak dan sebagai perantara anak dalam mengenal dunia luar, maka setiap reaksi emosi dan pemikiran anak yang berkembang merupakan pengaruh dari sikap dan cara asuh orang tua. Orang tua mempunyai hak untuk mengasuh dan membesarkan anak- anaknya. Adapun sikap yang dapat diambil oleh orang tua dalam menghadapi anak ada tiga jenis yaitu pola asuh otoriter, permisif dan demokratis.
Gordon menggolongkan "pola asuh orang tua dalam tiga pola, yaitu pola otoriter, permisif dan demokratis" (Syamaun, N, 2012:28). 

Pola asuh Demokratis dan otoriter memiliki karakteristik pola asuh dan kesenjangan yang sangat berbeda sehingga dampak yang ditimbulkan kepada anak pun berbeda. Keberanian menulis atau berpendapat bisa lahir kembali ketika pelajar bertemu dengan guru yang tepat. Siswa yang gagal itu sebenarnya karena belum bertemu dengan guru yang dia butuhkan. 

Jika informasi ini telah dituliskan dan tertu banyak dibaca orang lain.  Berikutnya jika dikemas dalam bentuk Audio visual yang menghibur, maka informasi itu akan dengan mudah dicerna oleh masyarakat berbagai lapisan. Penonton video di youtube, atau di media sosial lainnya. Orangnya berbeda  dengan pembaca tulisan literasi dalam wujud tulisan. Prof.Dr. Ronald Kasali,  Penulis di koran Kompas, akhirnya beralih jadi youtuber. Ini adalah jawaban atas pertanyaan di atas.

5. Kecerdasan "Bakat Khusus"

Coba kaji prestasi siswa berhijab dari Garut yang sering kritis di sekolah dan di beri stemple anak Nakal.
Saat bertemu guru Abah Erza dia melejit lewat "Grup Band Voice of Baceprot" hingga tembus pasar Eropa. Tanggal 26-30 juni 2024 VoB mengukir sejarah lagi  tampil di Glastonbury Festival  di Inggris. Itulah paranan guru yang tau permasalahan. Walau Guru Erza terpaksa harus keluar dari beberapa sekolah yang dia bina. Kini Guru Erza sudah jadi PNS yang menorehkan tinta emas di Indonesia.


"Grup Band Voice of Baceprot" yang dahulu dianggap sebagai kumpulan anak nakal itu, kini telah membuka mata dunia music, dunia Pendidikan, dan organisasi profesi. Para orangtua mulai dibuat cerdas lewat berbagai literasi tulisan dan literasi visual. Penulis naskah ini juga punya peran ikut meramaikannya lewat facebook, Instagram,  Channel Youtube "Waglo (Gubuk Apung)" Ale TV dan Netral TV,  disamping Kompasiana, dan media Satuguru"Perlu diingat bahwa pengaruh baik dari orangtua itu, akan mulai terkikis ketika individu itu banyak berteman. Bahayanya, jika individu yang sudah baik, berteman dengan lingkungan yang buruk. Untungnya VOB berteman dengan Abah Erza.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun