Mohon tunggu...
Dr. Dedi Nurhadiat
Dr. Dedi Nurhadiat Mohon Tunggu... Dosen - Penulis buku pelajaran KTK dan Seni Budaya di PT.Grasindo, dan BPK Penabur

Manajemen Pendidikan UNJ tahun 2013. Pendidikan Seni Rupa IKIP Bandung lulus tahun 1986. Menjabat sebagai direktur media SATUGURU sejak tahun 2021 hingga sekarang. Aktif di Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (AKSI) sejak tahun 2020. Menjabat sebagai kepala sekolah di beberapa SMA sejak Tahun 2009 hingga sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jadi Guru atau Jadi Penulis Produktif

6 Juli 2024   06:15 Diperbarui: 13 Juli 2024   11:41 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fleyer Inisa, Bekasi.


Orang hebat itu modal dasarnya dari keluarga yang harmoni dengan sekolah tempat menuntut ilmu.
Pengalaman interaksi dalam keluarga akan menentukan pola tingkah laku individu (anak) terhadap orang lain dalam masyarakat, karena orang tua mempunyai peranan dan tanggung jawab yang besar dalam membimbing anak. 

Jika hal itu bertemu dengan dunia Pendidikan yang mendukung modal dasar tadi, maka layak diduga akhir perjalanannya begitu gemilang.
Setiap orang tua menginginkan anaknya menjadi orang yang berkepribadian baik, sikap mental yang sehat dan sikap yang terpuji. 

Orangtua itu sebagai pembentuk pribadi yang pertama dalam kehidupan individu anak, dan orangtua  harus menjadi teladan yang baik bagi anaknya. Jika guru hanya mengajar tanpa banyak belajar, ilmunya tertinggal jauh. Maka tak jarang merasa puas jika anak guru jadi guru, anak dokter jadi dokter, anak petani jadi petani. Yang hebat itu sang anak lebih baik dari orangtuanya.


Seorang guru yang punya profesi jadi penulis, sewajarnya sang anak bisa disuguhkan banyak pilihan. Karena menulis itu harus banyak sumber bacaan, yang jadi rujukan bukan? Guru yang jadi penulis itu, rumah dan sekolah merupakan arena riset. Setiap infividu punya modal dasar yang berbeda.

Diakhir tulisan ini, dilampirkan hasil riset tentang evaluasi program yang pernah ada di Indonesia. Program itu berhubungan dengan pelayanan berbeda untuk setiap kecerdasan individu. Kurikulum berdiferensiasi itu untuk anak yang berbeda-beda. Anak gifted dengan anak punya bakat khusus, harus ditangani berbeda, sesuai kebutuhannya.

Penyelenggaraan program di atas telah di evaluasi.  Sejak program RSBI Bubar, program kelas bilingual program CIBI itu kena imbas.
Padahal program demikian itu adalah beberapa alternatif pilihan mutu. Program itu sangat baik karena didalamnya banyak inovasi percontohan nasional. Tentu saja baik dan buruknya program itu bisa dinilai hari ini, berdasarkan catatan tertulis. Siapa yang menulis  itu ?

Program di atas, pada akhirnya dianggap penyelenggaraannya melanggar HAM akhirnya tumbang karena aduan LSM. Konon sejak program itu dihilangkan, Singapura dan Australia diuntungkan. Karena penyelenggara program itu kalah di pengadilan negeri, maka orang yang merasa kehilangan akhirnya kembali menyerbu sekolah yang ada di luar negeri. Kini Australia di isukan membatasi mahasiswa dari luar negeri. Politik apa lagi? Para politisi dan guru yang banyak menulis akan banyak mengetahui alasan di atas.


Pada saat munculnya RSBI, sekolah adalah jendela untuk membuka wawasan yang sangat luas. Guru diberi bekal untuk jadi nakhoda pembuka jendela-jendela yang tertutup itu. Saat itu awal mula berkarir di Facebook, tiktok, Instagram, youtube, tweeter, blibli, dan sebagainya. Para guru pemula saat ini yang mulai menulis, jadi memiliki  bahan sebagai sumber kajian kejayaan masa lalu. Semua itu harus bisa di kaji oleh pengelola sekolah tentang dampak negative dan positifnya. Dan hal ini jadi bahan kajian generasi yang akan datang.  Jika ada data yang dituliskan.


3. Era Artificial Intekegence (AI)

Era saat ini, merupakan era Artificial intelegence atau "AI" Manusia yang tidak memiliki bakat menggambar bisa membuat buku cerita komik dengan bantuan mesin kecerdasan. Yang senang menyanyi bisa  mencipta lagu sendiri. Para penulis pemula bisa belajar tepat sasaran hingga bisa membuat buku digital. Maka PBM juga harus berubah mengikuti perkrmbsngan mesin kecerdasan itu.


Guru yang memanfaatkan kemahirannya dalam berliterasi akan ditiru siswanya. Akan tanggap terhadap perubahan. Hal itu bisa dimanfaatkan oleh semua orang atas dasar kepentingan. Lewat Pendidikan di sekolah yang tanggap terhadap kemajuan teknologi terkini, jenjang karir seseorang akan lebih terarah. Data nasional Indonesia kena hacker, seperti halnya BSI yang sebelumnya menggegerkan dunia perbsnkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun