Mohon tunggu...
Dr. Dedi Nurhadiat
Dr. Dedi Nurhadiat Mohon Tunggu... Dosen - Penulis buku pelajaran KTK dan Seni Budaya di PT.Grasindo, dan BPK Penabur

Manajemen Pendidikan UNJ tahun 2013. Pendidikan Seni Rupa IKIP Bandung lulus tahun 1986. Menjabat sebagai direktur media SATUGURU sejak tahun 2021 hingga sekarang. Aktif di Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (AKSI) sejak tahun 2020. Menjabat sebagai kepala sekolah di beberapa SMA sejak Tahun 2009 hingga sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Money

Bulan Ramadhan & Idhul Fitri Saat yang Tepat Meningkatkan Perekonomian Kerakyatan

4 Maret 2023   20:53 Diperbarui: 4 Maret 2023   21:50 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kerajinan Rakyat (foto pribadi penulis)

Bulan Ramadhan sudah tinggal menghitung hari. Jalur mudik jalan aspalnya harus sudah licin. Untuk daya tarik warga berduit berwisata ke desa-desa. Saat itu kaum hartawan akan menjenguk keluarganya di kampung. Mereka akan menghamburkan uang di pelosok terpencil lewat sedekah dan membeli oleh-oleh. Sayang sekali saat ini  tampak di tol arah jakarta Cikampek sudah banyak yang berlubang, membahayakan. Mungkin jalan tol dibawah jalan layang itu, harus segera di atasi. Kan jalan berbayar ?

Isu masuk sekolah jam 05.00 WITA di NTT harus diapresiasi untuk ditiru dan direalisasikan ke perayaan menuju idul fitri. Pulang kampung lebih awal bagi siswa SMA/SMK dan Perguruan Tinggi dengan kendali PBM Online. Mereka bisa melakukan itu dalam kerangka manajemen belajar online dari desa-desa terpencil. Hal demikian bisa dilakukan sebelum hari raya tiba, bahkan lebih awal. Dengan program demikian diduga perekonomian kerakyatan akan meroket karena produk UMKM akan diburu warga perkotaan. Daerah wisata tempat kelahiran akan mengungkit kenangan lama dan memotivasi hasrat warga untuk membangun daerahnya. Uang di bank akan segera tersalurkan lewat pembangunan di daerah terpencil seluruh NKRI. Pembangunan  kerakyatan lewat swadaya masyarakat. Tentu harus menyentuh individu yang menumpuk uang di bank (DN).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun