Mohon tunggu...
Dr. Dedi Nurhadiat
Dr. Dedi Nurhadiat Mohon Tunggu... Dosen - Penulis buku pelajaran KTK dan Seni Budaya di PT.Grasindo, dan BPK Penabur

Manajemen Pendidikan UNJ tahun 2013. Pendidikan Seni Rupa IKIP Bandung lulus tahun 1986. Menjabat sebagai direktur media SATUGURU sejak tahun 2021 hingga sekarang. Aktif di Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (AKSI) sejak tahun 2020. Menjabat sebagai kepala sekolah di beberapa SMA sejak Tahun 2009 hingga sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ruh Tertukar Antara Marchel Radival si Pesulap Merah & Gus Syamsudin Janab, Apa Tugas Dunia Pendidikan?

21 Agustus 2022   10:00 Diperbarui: 21 Agustus 2022   11:55 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tampaknya  dugaan kelamnya  praktek sulap pengobatan Gus Syamsudin Janab mulai tenggelam, namun memantul ke dukun sekitarnya. Walau  diantara mereka diduga ada sebagian yang tidak melakukan penistaan agama seperti yang dituduhkan. Tapi karena menggunakan kata "dukun" jadi ikut tersudut. Mungkin sebaiknya mereka yang tidak melakukan penistaan agama, segera ganti nama dengan kata dukun pijat, dukun beranak,  tabib, atau istilah lainnya. Namun sesungguhnya yang memberi nama itu  idealnya pelanggan itu sendiri tanpa memasang plang nama di pinggir jalan.

Apa tugas dunia pendidikan menyangkut hal ini ? Mungkin anak bangsa harus diberi pencerahan. Bahwa semua niat baik itu, harus dilakukan dengan cara yang baik pula. Melawan kesyirikan dan kemungkaran itu penuh resiko. Tatkala  perjuangan telah menunjukan kemenangan  maka akan berbondong-bondonglah dukungan dari berbagai kalangan. Wallohualam(DN).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun