Panasnya suasana akibat adanya pencantuman logo bir di acara Formula E, sulit di tepis.  Untungnya arena ajang formula E ini, pernah digunakan untuk salat "Idul Fitri" dan peringatan "Kenaikan Isa Almasih" minggu lalu. Sehingga hebohnya berita iklan bir ini masih kalah besar oleh peristiwa berita acara keagamaan di atas. Gedung ini dianggap serbaguna untuk berbagai kegiatan. Bisa jadi arena semua organisasi  apapun. Memberi sinyal kepada masyatakat untuk berkompetisi memanfaatkannya. Jika ingin mengurangi logo "produk haram" di lokasi ini, maka perbanyaklah acara religi di gedung ini.
Dengan kompetisi sehat demikian. Tidak usah lagi ada demo atau protes ke pemerintahan. Konon ada berita bahwa Persaudaraan Alumni (PA) 212 mengecam keras dengan adanya sponsor bir dalam ajang balap mobil listrik Formula E Juni 2024 nanti. Berita ini terus digelembungkan berbagai pihak. Adu informasi antara buzer dan panitia penyelenggara dihubungkan dengan pencalonan Pak Anis 2024. Namun untungnya Gubernurnya Pak Anis yang sering menyejukan suasana.
Dalam isyu berita paling heboh belakangan ini, berhembus suara "jika dilanjutkan, PA 212 mengancam akan menarik dukungan untuk Gubernur Anies Baswedan saat maju ke Pilpres 2024". Isyu inilah yang kini mencuat menyangkut janji kampanye. Tampaknya jika melihat hasil dialog di TV One, demo protes itu sangat tipis digelar. Karena Anis sudah banyak karya-karya yang monumental selama memangku jabatan gubernur di DKI. Berhasil merangkul semua pihak. Hingga ketua PSI yang vokal saja, tempak tak berdaya membuat isyu tandingan yang setara.
Berbagai media banyak  mengangkat pernyataan Wasekjen PA 212, Novel Bamukmin  yang menyatakan sebenarnya mendukung ajang Formula E. Tetapi, dalam isyu itu  Anies disebutnya tidak boleh menghalalkan segala cara seperti membuat kerja sama dengan perusahaan bir. Tapi berita miring ini  jika dihubungkan dengan pencalonan 2024 tampaknya tertutupi oleh prestasi-prestasi Anis yang pernah terangkat di media.
Jika ada riak-riak kecil, itu hal wajar. Karena seorang gubernur itu, tidak bisa bekerja terjun sedetil itu. Tentang logo bir  panitialah yang bekerja sebagai penyelenggara yang lebih bertanggung jawab. Penulis sangat memahami kondisi ini. Karena tempat wisata kecil di lingkungan pesantren yang sangat ketat saja bisa ada pelanggaran. Dengan aturan religi begitu terkontrol & sistematis di lokasi perkemahan dan wisata  "waglo"  pernah kecolongan. Yaitu banyak botol bir di lokasi tempat kemah itu.  Botol-botol minuman kosong mereka tumpuk di semak, air minuman terlarang  itu, mereka tuang ke botol air mineral. Jika di ajang Formula E, ada pengunjung membawa botol dari luar, panitia bisa berbuat apa? Karena alasan ada logonya yang di legalisasi panitia. Hanya sebuah logo bawaan Formula E.
Sewa Lokasi di Waglo https://alamedukasi.my.id/942/sewa-lokasi-di-wagloÂ
Dengan evaluasi  berjenjang, terencana, semua  bisa dimimalisir. Tentu memerlukan waktu. Yang utama itu ada komitmen dari puncak pimpinan dan terus di evaluasi.Â
Gubernur DKI juga, pasti sudah memanggil panitia Formula E dan mencarikan solusi. Tentu fokus utama saat ini, pada suksesnya acara yang akan di gelar. Evaluasi pasca acara usai, sangat menentukan penilaian masyarakat kepada kepemimpinan Pak Anis. Wallohualam (DN).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H