Mohon tunggu...
Dr. Dedi Nurhadiat
Dr. Dedi Nurhadiat Mohon Tunggu... Dosen - Penulis buku pelajaran KTK dan Seni Budaya di PT.Grasindo, dan BPK Penabur

Manajemen Pendidikan UNJ tahun 2013. Pendidikan Seni Rupa IKIP Bandung lulus tahun 1986. Menjabat sebagai direktur media SATUGURU sejak tahun 2021 hingga sekarang. Aktif di Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (AKSI) sejak tahun 2020. Menjabat sebagai kepala sekolah di beberapa SMA sejak Tahun 2009 hingga sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Landak Jumbo"Obat Ghaib. Pengganti Ikan Bekal Musa, Bertemu Nabi Khidir (Menyibak Kisah SekitarTelaga Murni)

18 Mei 2022   09:46 Diperbarui: 21 Mei 2022   07:21 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak yang alergi jika mengutip ayat pada kitab suci dalam menyampaikan sebuah pesan. Tapi dalam kisah binatang "landak" berikut ini, tampaknya identik dengan kisah ikan bekal Nabi Musa yang jadi petunjuk untuk perjumpaannya dengan Nabi Khidir.

Dalam Surat Al-Kahfi,  menyebutkan bahwa Nabi Khidir merupakan kawan sekaligus guru bagi Nabi Musa. Nabi Khidir memberi syarat agar Nabi Musa bersabar, dan Nabi Musa pada akhirnya patuh terhadap perintah tersebut. Namun hanya dalam batas waktu singkat. Karena Nabi Musa menyerah. Dan kesombongannya mulai luluh dan begitulah cara Sang Khaliq menyadarkan hamba-Nya.

Padahal Nabi Khidir sempat  bertanya, "Bagaimana kamu bisa bersabar atas sesuatu yang kamu belum memiliki pengetahuan cukup terhadap hal tersebut?" pertanyaan  Nabi Khidir  ini, sesungguhnya menggambarkan pentingnya sebuah ilmu pengetahuan untuk sebuah amaliah dalam kehidupan. Agar Nabi Musa sadar atas kesombongannya, dan segera bertaubat.

Kisah di atas dipicu kisah perjalanan 17 Mei 2022 dalam sebuah  perjalanan penulis mencari Ridha Allah.  Penulis minta kawan untuk jadi sopir. 

Di tengah perjalanan,  penulis meminta agar sopir menghentikan kendaraan di kandang "landak" yang barusan terlewati. "Lupakan saja dulu perjalanan untuk bertemu lurah Telaga Murni, kita amati hewan langka ini." Kata penulis ke sahabat yang bersedia menjadi sopir dan guide, menuju tempat yang akan di tuju.Kisah ini seperti kisah Nabi dan sahabat yang menyertainya dalam upaya menemui Nabi   Khidir. Saat Nabi Musa mempertanyakan bekal, ke pengawalnya bernama Yusa' bin Nun. baru terungkap bahwa ia lupa menyampaikan tentang kejadian luar biasa yang dilihatnya. Apakah itu? Sebuah keajaiban yang tidak diungkapkan dan menguji kesabaran Musa.

Bahwa ikan untuk bekal yang dibawanya itu hidup dan loncat ke laut. Seperti dikisahkan "Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu...dst" Dalam kisah ini, ikan mati jadi petunjuk untuk Musa.

dikisahkan dalam Qur'an "Ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali" (Alquran surat Al Kahf ayat 63). Nabi Musa tidak marah walau tempat yang dituju sudah terlewati sekian jauhnya. Nabi Musa memberitahu Yusa' bahwa tempat dimana ikan itu hilang sejatinya adalah tempat tujuannya.

Maka Nabi dan Yusa'bin Nun kembali ketempat dimana ikan itu hilang.  Tentu dengan senang hati atas sebuah kepastian atas petunjuk Allah. Dikisahkan Musa berkata: "Itulah (tempat) yang kita cari". Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula  (Alquran surat Al Kahf ayat 64). Ini adalah sebuah gambaran tentang keikhlasan itu mutlak diperlukan saat mencari ilmu pengetahuan. Ini adalah anjuran untuk semua orang yang sedang mencari ilmu.

Maka setelah berada di Majmaal Bahrain (pertemuan dua lautan), Nabi Musa dan Yusa'bin Nun bertemu dengan orang yang di beri petunjuk oleh  Allah. Dalam Qur'an tidak disebutkan beliau bernama Khaidir. Hanya di jelaskan "Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.  (Alquran surat Al Kahf ayat 65). 

Dari kisah ini, antara ilmu yang dituliskan, di sandingkan dengan peristiwa ilmu yang ada di bumi. Alam semesta ini, memberikan peristiwa yang harus di kaji lewat pikiran dan hati yang jernih.

Kisah Nabi Musa di atas diidentikan  penulis dengan penemuan kandang "landak di pinggir jalan"  setelah seharian bekerja di kantor SMA Gubuk Apung, mengurusi berbagai program acara "Podcast" dengan tema "Zona Abu-abu" (belum tayang di podcast/Proses editing).  Podcast itu, belum tuntas hingga upload, karena harus mengurusi pernikahan mantan bawahan, di tempat yang agak jauh dari lokasi.  Maka akhirnya acara itu dihentikan di tengah perjalanan, untuk berangkat menempuh perjalanan berjam-jam menuju lokasi undangan. 

Sebelum sampai ke acara sebuah pesta,  dalam rancangan sebuah perjalanan saat itu, ada wacana kerjasama dengan "Lurah Telaga Murni." Namun gagal, karena sesuatu hal. Harus menunggu setelah salat dhuhur untuk bisa bertemu dan berdialog. Akhirnya kami fokus ke acara pernikahan saja,  sekalian makan siang bersama undangan lainnya.

Ternyata perjalanan ini adalah kisah unik dan menarik, bahwa ada beberapa program tambahan bisa tuntas, karena ikhlas mengikuti alur air. Ternyata kisah ikan untuk  bekal di perjalanan pada kisah Nabi Musa & Nabi Khidir di ubah Allah menjadi "binatang landak" gemuk-gemuk di pinggir jalan. 

Sepulang dari acara undangan, ada pemandangan aneh. Binatang gemuk penuh duri seukuran anjing laut. Spontan kami  berhenti untuk membuat konten youtube secara streaming di lokasi itu. Maka terjadilah kisah seperti di konten youtube berikut ini.


Jika kita rinci, berkah di hari yang luar biasa penuh karomah itu sebagai berikut:

1). Bertemu Pak Haji sesepuh Telaga Murni, berusia mendekati 100 tahun, peternak "landak".

2). Mengkaji binatang "landak" untuk pengobatan berbagai penyakit, disiarkan langsung lewat streaming youtube.

3). Menyibak rahasiah umur panjang, versi pemilik " landak" dan  rahasiah pola makanan di hari tua.

4). Istri beda usia  terpaut jauh dengan suami. Meniru kisah Siti Maryam yang berusia belia menikahi seorang kakek. Sesuai Al-Qur'an & Alkitab Perjanjian Baru (Bunda Maria  menjadi Istri Santo Yusuf dari nasaret).

5). Kisah Raja Arab Saudi di Bandara Sukarno Hata, dst.

Alur ceritera di atas, dalam perjalanan ini, banyak hal diluar dugaan, dan menyenangkan. Setelah keliling wilayah Tambun, Bekasi. Kami masuk gang keluar gang, menelusuri jalan yang bisa dilewati kendaraan   dari mulai pelosok yang selama ini tidak pernah terjamah oleh seorang praktisi pendidikan yang berada di sekitar kawasan itu. Kali ini, mencoba menelisik sekitar jalanan sempit  yang bisa ditembus kendaraan roda empat. Sambil mencari jalan alternatif.

 Akhirnya banyak temuan, mulai dari bangunan Gaya Romawi di dekat Desa, Masjid besar yang sedang renovasi di samping jembatan Underpass Cibitung.  Realita pembangunan pasar Induk Cibitung  di sulap jadi Pasar Semi Modern & Jembatan layang menaiki tol di Telaga Murni, hingga menemukan harga ruko di Perumahan elite Metland, Bekasi Timur.

Banyak kisah unik terungkap dan sebagian kecil di tuliskan di kompasiana dan domain https://my.id. Mulai dari rumah megah berjenis tiang Corintia dekat kelurahan. Bangunan megah itu didominasi warna coklat dengan deretan tiang-tiang tinggi sekitar 10 meter menjulang ke Angkasa. Uniknya konon bangunan itu, pemiliknya adalah pengusaha limbah di Kab.Bekasi. 

Limbah ternyata bisa menjanjikan masa depan ? Terungkaplah kisah sukses Bupati Ruhimat (Subang), konon dahulu jadi pengusaha limbah juga di Bekasi. Kini  beliau sukses jadi pengusaha kebun kelapa sawit & sukses jadi Bupati Subang yang penomenal karena prestasinya. Jenjang karir H.Ruhimat  berawal dari pengelola limbah Industri. Seperti kisah pemilik bangunan megah yang ada di hadapan penulis.

Singkat ceritera setelah penulis makan enak di acara pernikahan seorang guru SMA8 Kab.Bekasi. Dikejutkan dengan 4 bangunan penomenal. Sangat bermanfaat bagi warga sekitar pasar induk yang dahulu sangat kumuh itu. Perubahan itu ditandai dengan bangunan menembus  bumi (underpass). Sebagai bukti dari jasa Bupati  dr.Neneng Hasanah Yasin. Kini berkat bangunan itu, tak ada lagi kemacetan di sekitar rel kereta itu. Jalanan sekitar ini  jadi melompong bahkan lenggang.

Sampai di pinggiran "Malvinas". Sebuah  sebutan warga setempat untuk daerah Cibitung tempat prostitusi di Bekasi saat Orde Baru (Dahulu tempat pusat Bordir/PSK).  Kini bekas Malvinas telah berdiri RSUD Kabupaten Bekasi,  bersampingan  megahnya pasar induk yang masih dikurung pagar seng. Pasar  dengan  corak atap bangunan  tinggi itu, konon akan jadi pasar paling modern di kawasan Bekasi Kabupaten.  

Kini pasar induk Cibitung, tampak hampir tuntas terbangun menyilaukan mata, karna didominasi warna putih bersih. Padahal dahulu kawasan ini, merupakan salah satu pusat pelacuran ternama di Jawa Barat. Entah apa sebabnya dengan sebutan "Malvinas."  Yang saya ingat saat itu sedang ada pertempuran hebat di  Falkland.

Mungkin nama lokasi pusat PSK ini, di identikan  dengan tempat bertempur seperti  suasana di Kepulauan Falkland (Kepulauan Malvinas). Yang Ibu kotanya, di Stanley. Di adopsi kawasan Tambun, untuk mengidentikan banyaknya  kobaran nafsu birahi yang ada di lokasi ini.

Karena realita dahulu di lokasi ini, kalau malam hari, berseliweran wanita muda sexy setengah bugil. Musik dangdut menggema disetiap bangunan yang dipenuhi kamar-kamar kecil tempat berkumpulnya para lelaki hidung belang. 

Perputaran ekonomi kawasan ini dahulu  bercampur aduk antara pelaku dagang buah, sayuran di tempat  becek berbau busuk, hingga pasar sex yang hingar bingar berbau Farfume menyengat di malam hari. Kini lokasi ini telah berubah dengan lahirnya bangunan mentereng.

Mungkin ada perbedaan yang mencolok mata. Dari kondisi lokasi ini dahulu dibanding  sekarang. Dahulu para penghuni  lokasi ini, setengah telanjang, kini mereka pemuas syahwat itu entah kemana? Walaupun mereka masih ada diduga sudah pada tua renta. Tentu sudah tidak menarik lagi. Sementara tempat prostitusi ini, kini bersolek semakin cantik jadi pasar tradisional semi modern untuk belanja, dan RSUD yang megah dan sibuk dengan aktivitas pengobatan para pasien.

Penulis merasa terpukau dengan kawasan ini. Karena sudah terlalu lama mengurusi anak didik di dalam bangunan sekolah yang sempit, bergelut dengan kurikulum yang kaku. Maklum dahulu itu, wajib  mengejar target Ebta/Ebtanas/UN. Yang terus dipacu untuk menata mental siswa, mental guru, hingga mental karyawan di dalam ruangan dengan jaringan internet. Tidak sempat jalan-jalan  di luar rute sehari-hari.

Pola pendidikan yang terbiasa mengejar target SKBM terus dijalani, fokus sampai lupa jalan-jalan ke lingkungan sekitarnya mengubah rute jalan. Keranjingan Inovasi bekerja futuristik dari mulai mendatangkan para pengajar dari luar negeri berkulit hitam hingga berkulit bule, terus dilakukan, menguras waktu yang ada. 

Membangun jaringan pendidikan internasional dengan berkunjung ke dunia maya mengenali Jepang, Turky, Saudi hingga Hongkong. Dan lokasi di dunia maya itu akhirnya penulis datangi langsung membentuk ikatan lintas negara. Bukti hasil jejak itu, kini ada di youtube, dan terpatri dunia media cetak. Mungin harapannya kelak akan di kenang oleh generasi yang akan datang. Dalam sebuah kajian.

Tampaknya dunia pendidikan futuristik, sedang di jalankan oleh penulis saat itu. Yang dinilai sebagian orang "tidak lazim" namun terbukti dan banyak pengekor di hari  kemudian. Tapi mengabaikan apa yang terjadi di pelupuk mata. Penulis saat itu terus berselancar di dunia maya dan lansung terjun masuk ke dunia yang berbeda. Seolah berhasil masuk lewat lubang hitam (Black hole).  Kadang terkesan seperti sebuah kesombongan ? Saat itu, merasa berhasil bisa merealisasikan setiap angan-angan. Merasa  telah berhasil melanglang buana.

Kini sedang ditegur Sang Khaliq untuk membina "Gubuk Apung menjelang pensiun" Dianggap menebus dosa sebuah kesombongan masa lalu.  Merasa berhasil dalam mengolola setiap wacana yang dianggap mustakhil.  Padahal pekerjaan itu, hanya bagian dari dunia yang sangat kecil. Masih banyak dunia lain yang belum terjamah. Dan dunia terabaikan itu adanya seolah di ketiak sendiri. Intinya  ada obyek yang seharusnya di jamah tapi  tidak tergarap. Apa itu?

Lewat binatang "Landak yang musnah tergusur pembangunan pisik itu, kini ada yang terselamatkan sekitar 10 ekor di lokasi ini. Terselamatkan warga sesepuh yang peduli lingkungan.  Hewan langka  itu kini memerlukan makan sayuran Rp 1 juta/bulan. Mungkin hal ini, cukup menjadi beban berat bagi masyarakat miskin. Tapi tidak demikian bagi pemilik "landak". Baginya  menelihara landak adalah hiburan yang  diduga membuat usianya tambah panjang.

Dibalik itu, secara spontan penulis buka google. "Landak" ternyata memiliki  khasiat  dari kulit, duri, dan kotorannya. Khasiat dari binatang "landak" ini, tidak terjamah masyarakat kita sebagai aset kekayaan alam bagi bangsa. Realitanya Orang sakit saat ini, tetap tergantung ke RS, dan Apotik dari bahan-bahan impor. Indonesia semakin ketergantungan ke mata uang dolar. Pengobatan medis dengan harga yang lumayan mahal. Hingga begitu pentingnya kehadiran BPJS. Padahal kearifan lokal itu harganya sangat murah, jika terbina.

Dari kisah ini, penulis menerawang tentang masa lalu, yang lokasinya kini berhasil di tata. Namun bagaimana dengan mental para penghuninya? Menyangkut gerombolan wanita sexy yang dahulu selalu berpakaian seronok berseliweran di Malvinas itu. Apakah bisa diduga mereka kini sudah  pada sepuh, dan  renta menuju khusnul khatimah? Dalam hati berdoa  semoga mereka sempat bertaubat. 

Untuk meyakinkan berhasilnya dunia pendidikan harus ada kajian terhadap mereka. Tapi ada dimana ? Apakah mereka sekarang tubuhnya sudah terbungkus pakaian agamis dengan selalu berderai air mata dan selalu bersimpuh  bersujud? Apakah sebaliknya justru mereka punya kompleks gubuk-gubuk remang di tempat lain ? Inilah yang dianggap paling berbahaya bagi bangsa. Yang jelas kompleks Malvinas dan pasar Induk di Tambun itu, kini sudah berubah menjadi megah. Namun di tepiannya tersisa sawah yang dikurung perumahan elite, lengkap dengan "Landak" gemuk pemakan sayuran sisa dari pasar Induk Cibitung (dari pada di buang)

Bangunan sekolah bertebaran di sekitar wilayah ini. Mereka semua sibuk dengan virtual, sibuk dengan dunia maya, bahkan laksana masuk blackholl, hingga lupa di kaki mereka yang berspatu itu ada akar ilalang tertimbun keramik lantai bangunan sekolah. Dan lubang binatang  landak,  biawak, kadal, hingga mutiara air tawar  terkubur di bawah ruko, bekas rawa yang di urug. Bahkan ada yang terperangkap besi beton bangunan rumah mewah yang memadati lokasi.

Si bapak haji sesepuh kampung Telaga Murni, berujar ke penulis "siapapun yang jadi Presiden RI, selalu mengundang saya ke Istana di setiap tanggal 17 Agustus. Termasuk jaman pemerintahan Jokowi" Sambil melihat deretan foto para jendral di dinding rumahnya. "Tapi saat ini, saya tidak mau datang lagi di Istana  karena terlalu banyak orang China di sana" Jawab pak Haji pemilik ternak landak itu.

Penulis menilai, ini adalah jalan dari Allah. Hingga penulis harus banyak belajar dan bertemu dengan orang yang pemikirannya tidak terjangkau akal biasa (seolah menyerupai kisah Nabi Khidir).  Terungkap angka satu juta/bulan hanya untuk pakan "landak ". Dibalik itu ada Istri muda belia yang cantik bersanding dengan Pk Haji yang menjelang 100 tahun. Mungkin untuk mengelola sawah, ladang, ruko, dan ternak yang bertebaran di sekitar istananya.

Tapi menurut pengakuan pak haji pemilik "landak".  Kini tidak semua makanan bisa di konsumsi, hanya ikan mujaer, gurame, dan ayam kampung yang jadi makanan Favoritenya(DN).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun