Kembali ke pro & kontra pembenahan toa mesjid di Indonesia saat ini. Sangat berbeda dengan suasana di Turki, seperti ceritera di atas. Dampaknya juga berbeda pula. Namun harus dinilai dari sisi positifnya serta meminimalisir  negatifnya.Selayaknya umat muslim fokus dalam upaya melipat gandakan nilai lebih dari kisruhnya peristiwa ini. Tunggu saja menteri agama meminta maaf. Maka semua akan kembali tenang
 Berguru pada dampak saat Gusdur mengusulkan ucapan "selamat pagi" lebih tepat ketimbang ucapan "Assalamualaikum" di negara ini. Karena Indonesia itu beragam penganut religinya. Tujuannya agar tampak lebih nasionalis. Akhirnya pasca mencuatnya pro dan kontra, sejak saat itu ucapan salam begitu merakyat. Menteri agama saat ini, patut diduga akan mengulang sejarah itu.
Kemelut pernyataan mentri Agama Yaqut harus jadi bahan kajian di dunia pendidikan dewasa ini. Guru pendidikan agana, guru PPKn, guru sosiologi, guru bahasa, guru sejarah dst. Bisa mengangkat peristiwa ini sebagai "tematik" yang menarik. Dalam kerangka memperkokoh  NKRI. Tentu mentri agama harus segera meminta maaf saja, jika hal ini salah. Sehingga anak didik menilainya sebagai bahan ajar(DN).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H