Mohon tunggu...
Dr. Dedi Nurhadiat
Dr. Dedi Nurhadiat Mohon Tunggu... Dosen - Penulis buku pelajaran KTK dan Seni Budaya di PT.Grasindo, dan BPK Penabur

Manajemen Pendidikan UNJ tahun 2013. Pendidikan Seni Rupa IKIP Bandung lulus tahun 1986. Menjabat sebagai direktur media SATUGURU sejak tahun 2021 hingga sekarang. Aktif di Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (AKSI) sejak tahun 2020. Menjabat sebagai kepala sekolah di beberapa SMA sejak Tahun 2009 hingga sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Atalia Praratya dan H. Dedi Supandi, S.Tp.,M.Si Bicara Realita Lulusan SMA/SMK di Acara Edu Fair, Sumerecon, Bekasi

9 Maret 2022   13:02 Diperbarui: 10 Maret 2022   09:16 1266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Edu fair di Sumarecon, Bekasi hari ini, Rabu 9 maret 2022. Menghadirkan dua sosok penting. Yaitu Kadisdik Provinsi Jawa Barat dan  Istri Kang Emil, Gubernur Jawa Barat. Walau acaranya tidak ditayangkan langsung dalam bentuk  streaming, seperti yang diusulkan penulis (Hybrid Meeting) namun kegiatan ini banyak ditangkap moncong kamera. 

Diduga beberapa orang yang membawa kamera itu dari berbagai media disamping dari panitia. Semoga saja video dari panitia itu, bisa di share kemudian, setelah  semua data masuk ruang editor. Walaupun bentuknya siaran tunda. Karena siaran ini penting di simak banyak siswa.  Seperti uraian kisah dari dua tokoh di atas. Penulis sempat mengabadikan lewat siaran langsung lewat FB pribadi, seperti di bawah ini.

https://www.facebook.com/waglo.subang/videos/369012364850930/?flite=scwspnss


Kadisdik provinsi Jawa Barat, H.Dedi Supandi, S.Tp., M.Si mengungkapkan tentang alumni SMK dari Cirebon,  banyak alumni SMK yang bekerja di Jepang dengan penghasilan lumayan besar. Tapi saat pulang ke Indonesia mereka berfoya-foya akhirnya uang hasil bekerja di luar negeri itu ludes.

Tak kalah mirisnya, isi presentasi sosok ibu literasi Jawa Barat Atalia Praratya Kamil. Beliau  bercerita  tentang anak muda yang kaya raya secara instan, dengan koleksi mobil mewah berjejer-jejer. Hingga akhirnya bercerita tentang korban pinjaman online. Korban itu, terpaksa harus pindah rumah, dan ganti nomor Hp.

Mendengar paparan singkat dua pembicara di atas. Jika kita kaji begitu pentingnya wawasan tentang literasi  itu. Diantaranya tentang literasi numerasi. Agar cerita miris di atas tidak terjadi lagi pada alumni sekolah yang kita bina.

Literasi numerasi merupakan pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan berbagai macam angka dan simbol-simbol, terkait dengan matematika dasar. Kecakapan itu, untuk 

 

Bunda
Bunda "Cinta" berselendang dengan tulisan "Bunda Literasi Jawa Barat" berdampingan dengan KCD3 Dr.Asep Sudarsono.

memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari. Disamping itu dapat digunakan untuk menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan, dsb.)

Tentu saja bukan hanya mengenal tapi trampil juga dalam menggunakan interpretasi hasil analisis tersebut. Dalam hal ini, untuk memprediksi dan mengambil keputusan. Sehingga peristiwa miris di atas, bisa dihindari.

Tragisnya peristiwa yang diuraikan Ibu Atalia Praratya di atas begitu memukau penonton. Namun kisah berikutnya membuat merinding bulu kuduk. Pramesuri Kang Emil yang juga disapa dengan "Teteh Cinta", atau "Bunda Cinta", siang itu benar-benar piawai  mengolah ceritera lewat kata-kata.

 Demikianlah  acara Edu fair KCD3, Jawa Barat, pada hari pertama.  Tanya jawab yang dilakukan "Bunda Cinta" dengan cara memanggil siswa hingga guru satu per satu, untuk menjawab beberapa pertanyaan. Cara ini, membuat presentasinya begitu menarik.

H. Dedi Supandi, S.STP., M.Si. yang lahir tanggal 12 Juni 1976.  Bicara begitu sistematis dan banyak menguak fakta dilapangan. Seperti menguak pendapat orangtua yang anaknya lulusan SMK yang berhasil membuka bengkel. Orangtua menyebutnya pengangguran.

Sangat wajar jika Kadisdik banyak merinci kisah-kisah nyata, lengkap dengan nama tempat dan peristiwa detilnya. Karena beliau berpengalaman sebagai birokrat di berbagai lini pemerintahan. Kini saat menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, sejak 12 Juni 2020. Tinggal melanjutkan, dan meramu dalam berbagai inovasi. Sesuai pengalaman beliau sebelumnya.

Pengalaman masa lalu itu sangat penting. Sehingga Kadisdik begitu rinci mengupas suatu kisah alumni pendidikan. Dari latar belakang pendidikan hingga mengupas mental para lulusan, serta persepsi orangtua. 

Penyelenggaraan Career Day di setiap sekolah, sempat dibahas sekilas Dr.Asep Sudarsono sebagai KCD3. Justru memiliki nilai yang berbeda seperti menerapkan  Hybrid Meeting dan praktek di lapangan menjelang Edu fair sepert  dalam video berikut ini.

https://youtu.be/rB3Ayw-9PE4

Kedua  program penyelenggaraan Edu fair ini, punya kelebihan masing-masing. Kelebihan acara di Sumarecon diantaranya mampu mendatangkan dua tokoh penting. Semoga semua yang diuraikan dua tokoh di atas, bisa segera diselesaikan lewat pendidikan berliterasi. Aamiin (DN).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun